Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dengan Hancurnya "ISIS" Perang Suriah Akankah Berhenti atau Membesar?

22 September 2017   09:44 Diperbarui: 23 September 2017   07:36 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Mohammed, seorang Analis Politik Suriah mengatakan: Laporan ini tidak ditugaskan oleh Dewan Keamanan PBB, jadi tidak berkekuatan. Juga dalam membuat laporan, Komisi tersebut tidak pergi ke Syria untuk mendapatkan bukti. Semua saksi berada di Lebanon, Yordania atau Turki.

Sensasionalisasi kejadian senjata kimia menunjukkan bahwa AS masih berniat untuk ikut campur dalam situasi Suriah. Meskipun tampaknya Rusia saat ini memiliki posisi teratas dalam perang Suriah, dan AS memiliki posisi yang lebih lemah, pada kenyataannya, AS masih memiliki kekuatan yang kuat dan sasaran strategis AS dalam mengintervensi di Suriah tetap tidak berubah.

Tujuan AS tidak berubah. Mereka ingin menggulingkan pemerintahan al-Assad. Sekarang, ini telah mengalami kemajuan secara berkala. Tanda utama kemajuan berkala ini adalah bahwa AS telah membentuk kehadiran militer di Suriah. Kehadiran itu mencakup lebih dari 1.000 pasukan darat, termasuk tim Pasukan Pemukul Khusus dan SEAL. Jadi pasukan darat ini berada di utara dan timur laut Suriah. Mereka telah mendirikan enam titik dukungan dan bandara. Pada saat yang sama, mereka mendapat dukungan logistik dan dukungan senjata supresif dari Divisi Lintas Udara AS ke-101. Kehadiran militer ini adalah salah satu yang membuat semua pihak tidak ada yang berani menyentuh.

Dari 14 sampai 15 September, putaran keenam perundingan perdamaian Suriah diadakan di Astana, Kazakhstan. Utusan Suriah PBB, Staffan de Mistura mengambil bagian dalam pembicaraan tersebut. Oposisi AS dan Suriah juga mengirim perwakilan ke perundingan ini.

Menurut analis melihat Perundingan Damai Astana diadakan di Kazakhstan, latar belakangnya adalah bahwa Rusia dan Iran adalah pemenang, atau merupakan pihak yang merasa puas. Mereka tidak membiarkan pertemuan ini teralihkan. Mereka akan melegalkan dan mengkonsuliditasikannya berdasarkan situasi saat ini.

Sebelum ini, menurut sebuah laporan pada 8 September dari Sputnik News yang berbasis di Rusia, sebuah informasi Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Rusia berharap bahwa perundingan perdamaian ini bisa mengakhiri pekerjaan dalam membangun empat zona keamanan di Suriah.

Perundingan Damai Astana telah menyentuh masalah teknis, seperti membangun zona de-eskalasi konflik. Saat ini, ada empat zona de-eskalasi di Suriah. Rusia, Turki, Iran telah mencapai kesepakatan dan sudah seperti kesepakatan antar teman. Dan zona de-eskalasi ini berada di dalam wilayah yang dikuasai oleh pemerintah al-Assad, sehingga dapat dikatakan bermanfaat bagi mereka. Apa manfaatnya? Ini telah memungkinkan Turki, Iran, dan Rusia untuk menempatkan militer mereka di Suriah, dan penempatan pasukan ini telah dilegalisasi. Kenyataannya, hal ini kepentingannya lebih besar daripada zona de-eskalasi konflik yang dapat mereka bangun.

Bila dibandingkan Perundingan Damai Astana dengan Perundingan Damai Jenewa mengenai nasib Suriah, Perundingan Damai Jenewa belum banyak kemajuan.

Perundingan Damai Suriah yang diadakan di Jenewa melibatkan isu-isu praktis, yang berarti mereka membahas apakah al-Assad harus tetap berkuasa atau harus digulingkan, namun perundingan damai Astana tidak menyentuh hal itu. Juga, faksi oposisi yang diundang ke perundingan Astana pada dasarnya adalah semua kelompok oposisi moderat.

Faksi oposisi yang lebih keras dengan gigih menyerukan dijatuhkannya pemerintahan al-Assad tidak hadir. Pembicaraan Jenewa terutama terbentuk dari faksi-faksi oposisi yang menyerukan penghapusan al-Assad. Tujuan mereka adalah menggulingkan pemerintahan al-Assad, dan mereka menyerukan hal ini pada perundingan damai Jenewa. Inilah alasan mengapa perundingan damai Jenewa tidak ada hasilnya.

Apa yang tercermin dalam perang kata-kata di meja perundingan ini sebenarnya adalah untuk mendemonstrasikan keseimbangan yang diraih oleh berbagai pihak di Suriah. Dengan tidak adanya kekuatan yang menonjol luar biasa, mempertahankan manfaat situasi saat ini jelas merupakan pilihan terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun