Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilemma Situasi Suriah Pada Eksekusi Akhir Eliminasi "ISIS"

5 Agustus 2017   12:51 Diperbarui: 5 Agustus 2017   13:53 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.bbc.com

Analis percaya bahwa operasi Pasukan Demokratik Suriah sebenarnya adalah perang propaganda glamor, dengan sau kali mendayung beberapa pulau terlampaui. Ini dianggap sebagai pemilihan AS dan juga berhasil membentuk koalisi menjadi kekuatan lokal untuk melawan "ISIS" seperti kata AS. Ini juga untuk mengalihkan operasi Turki di Suriah.

Pada saat itu, AS mengambil kebijakan yang samar untuk menjernihkan konflik antara Turki dan Kurdi, namun sebelum semua pihak bisa membentuk front persatuan, mereka tentu saja tidak akan menimbulkan ancaman serius terhadap "ISIS."

Dalam situasi saat ini, dengan seorang Presiden AS yang baru menjabat, sebuah adegan serupa tampaknya sedang berlangsung, sebuah hubungan Turki-AS menghadapi lebih banyak percobaan.

Bora Bayraktar mengatakan: Raqqa sangat penting, Siapa yang akan mengendalikan kota ini akan memiliki suara saat negosiasi politik Suriah dimulai.

Di sisi lain, karena Turki masih memiliki suara yang cukup besar dalam krisis Suriah,  jika operasi Raqqa menjadi pertempuran domplang ke Mosul, suara Turki akan berkembang lebih jauh lagi.

Namun, sebuah berita beberapa minggu yang lalu menambahkan bahwa ada variabel baru pada hubungan antara AS, Turki, dan Kurdi, serta pertempuran untuk merebut kembali Raqqa. Beberapa media melaporkan bahwa pernyataan yang diberikan Menteri Pertahanan AS Mattis kepada pemerintah Turki pada 22 Juni mengatakan bahwa begitu "ISIS" berhasil dikeluarkan dari Raqqa, militer AS akan mengumpulkan kembali senjata yang telah diberikannya kepada orang Kurdi.

Analis politik Suriah percaya bahwa ini menunjukkan bahwa AS memandang Kurdi sebagai alat operasi, dan lebih peduli pada pengendalian Suriah.

Mazen Bilah, seorang analis politik mengatakan: Saya percaya bahwa AS akan mengumpulkan beberapa kendaraan lapis baja dan senjata berat, namun untuk AS, yang terpenting adalah basis udara di Suriah utara, sehingga bisa mempengaruhi proses politik. Mereka tidak peduli dengan orang Kurdi.

Dalam situasi kompleks melawan "ISIS", plot masing-masing pihak terlihat jelas: pandangan Barat sekutu dari Baghdad, namun menolak untuk bekerja sama dengan pemerintahan al-Assad dan Iran. Turki tidak bersedia membantu orang-orang Kurdi berperang melawan "ISIS" karena tidak termasuk pemerintahan al-Assad dan tidak mempercayai orang Kurdi; Beberapa negara Teluk memiliki emosi yang rumit tentang nasib "ISIS", karena kekalahan "ISIS" akan berarti kemenangan bagi Iran dan Suriah.

Selain itu, beberapa analis percaya bahwa saat ini, pemerintah Suriah berharap bahwa kampanye Raqqa akan berlangsung cukup lama untuk menunda hancurnya"ISIS" sehingga memmungkinkan mereka mendapatkan lebih banyak waktu untuk masuk ke padang pasir dan meningkatkan pengepungan pada Dier ez-Zor.

Namun Pasukan Demokrat Suriah berharap bisa segera mengakhiri operasinya dan memaksa "ISIS" ke padang pasir untuk menciptakan lebih banyak masalah bagi militer Suriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun