Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilemma Situasi Suriah Pada Eksekusi Akhir Eliminasi "ISIS"

5 Agustus 2017   12:51 Diperbarui: 5 Agustus 2017   13:53 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.bbc.com

AS yang telah menginvestasikan uang dan tenaga untuk mendukung militan Kurdi di Irak, juga telah menyatakan keberatannya atas tuntutan kemerdekaan suku Kurdi.

Brett McGurk, Special President Envoy for the Global Coalition to Counter ISIS (Utusan Khusus Presiden AS untuk Koalisi Global untuk Menghadapi ISIS) menyatakan: Kami telah meminta pemerintah daerah Kurdistan untuk mempertimbangkan kembali keputusan (referendum) kami mendesak mereka untuk melakukan dialog dengan pemerintah pusat atas dasar konstitusi Irak.

Setelah Perang Irak pada tahun 2003, AS mendukung pembentukan pemerintahan Syiah, yang menghacurkan keseimbangan asli tatanan politik dalam negeri Irak, dan Irak mengalami kekosongan kekuasaan sehingga menyediakan ruang yang luas bagi "ISIS" untuk berkembangkan.

14 tahun kemudian, "ISIS" dikalahkan di Mosul, dan struktur kekuasaan Irak menghadapi perombakan lain sekalinlagi. Kompetisi dan permainan kekuasaan di antara berbagai kekuatan dan berbagai faktor, telah membuatnya tidak kepastian di masa depan, hal ini mungkin akan memberi "ISIS" ruang baru untuk dieksploitasi lagi.

Strategi mereka mungkin tidak lagi bersikeras melakukan perlawanan militer, melainkan menanam benih jihad Islam, dan melakukan hibernasi (berdiam diri dulu), dan agar situasi keamanan domestik di Irak semakin memburuk, sehingga mereka dapat kembali berkuasa.

Jika pemerintah pusat Irak dan Kurdistan Irak menjadi konflik, atau terjadi bentrok militer yang parah, ini akan menjadi kesempatan penting bagi "ISIS."

Mosul, di Irak dan Raqqa, di Suriah, adalah dua kota penting yang diduduki oleh "ISIS." Sama seperti pertempuran untuk merebut kembali Mosul memasuki tahap akhir, pertempuran untuk merebut kembali Raqqa dimulai.

Saat ini, oposisi Suriah yang didukung AS telah mengepung Raqqa. Namun, sama seperti dunia luar berpikir bahwa mereka akan melakukan satu demi satu kemenangan, tapi kenyataanya pertempuran untuk membebaskan Raqqa berkembang sangat lambat.

Mengapa mereka tidak terus merangsek ke Raqqa? Kekuatan apa yang mengikat tangan dan kaki mereka dalam serangan itu?

10 Juli lalu, di Jenewa, Swiss, perundingan damai putaran ke-7 dimulai secara resmi, dan keberhasilan merebut kembali Mosul membesarkan hati para perserta perundingan.

Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah mengatakan: Kemarin ini  telah terjadi di Mosul dan ini mungkin akan segera terjadi di Raqqa, ini adalah demontrasi prioritas bersama yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun