Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Geopolitik Asia-Pasifik dari Latihan Militer Gabungan Malabar AS-India-Jepang

25 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 26 Juli 2017   15:41 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pakistan Defence

India selalu bekerja keras untuk mendukung Palestina, dan Inda masih memiliki jarak dengan Israel. Tapi mengapa PM India Modi melakukan kunjungan ini ke Israel saat ini, dan memiliki interaksi yang baik dengan Israel?

Dalam hal ini kita tidak boleh mengabaikan AS menjadi alasan di balik ini. Analis melihat ini adalah alasan sampai batas tertentu, karena kita telah melihat beberapa perubahan dari ajudan seputar Trump, tapi yang tidak berubah adalah menantu favoritnya Jared Kushner. Untuk sebagian besar, Kushner mewakili kepentingan Israel. Ini adalah faktor yang harus dipertimbangkan oleh banyak negara saat berinteraksi dengan Trump.

Tampaknya Modi juga telah melihat bahwa di masa depan, Israel akan memiliki posisi yang lebih tinggi dalam Strategi Timur Tengah AS dan bahkan dalam strategi globalnya. Dan sikap pilih kasih Trump, dan preferensi terhadap Israel jelas sekali. Selain mengikat kepentingan keamanan, juga akan mengikat kepentingan ekonomi dan kepentingan lainnya.

Pada banyak kebijakan, sekutu AS perlu mengkoordinasikan pendirian mereka dan menjaga keseragaman, untuk berbicara dengan satu suara. Dan saat ini, kita akan melihat bahwa ada masalah di mana India dan AS memiliki perbedaan.

Bebarapa analis ada yang mengatakan, bahwa perbedaan ini terutama berasal dari bagaimana India memandang dirinya sebagai kekuatan utama, dan keinginannya untuk tidak hanya menjadi bagian dari anak catur lainnya dari Amerika Serikat. Bahkan jika AS dan India bekerja sama, India tidak akan bersedia menjadi bawahan AS, India ingin memanfaatkan kekuatan AS untuk mengatasi masalah keamanannya sendiri dan menjadi kekuatan besar di dunia, seperti banyak negara lainnya, seperti apa yang sedang dilakukan Jepang, mereka benar-benar menggelayoti paha AS. Mereka memiliki sikap yang berbeda.

Ada aspek yang lain bisa terlihat adanya perbedaan AS dan India, terutama dalam sektor ekonomi dan perdagangan. Ketika Trump baru terpilih sebagai presdien AS, dia megatakan akan membatalkan Visa H-1B (Visa AS untuk tenaga kerja asing khusus), dan setelah dia telah resmi menjabat, dia membatasi visa ini untuk diaplikasikan semua kecuali bagi "yang paling miliki ketrampilan dan paling bergaji tinggi"  Ini jelas merupakan pukulan besar terhadap ratusan ribu pekerja India yang bekerja di AS yang banyak di perusahaaan IT AS.

Visa H-1B AS adalah visa non-imigran yang memungkinkan perusahaan AS mempekerjakan pekerja tingkat sarjana dalam pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian teoritis atau teknis di bidang khusus seperti di bidang TI, keuangan, akuntansi, arsitektur, teknik, matematika, sains, Obat-obatan, dll. Setiap pekerjaan tingkat profesional yang biasanya mengharuskan Anda untuk memiliki gelar sarjana atau yng lebih tinggi dapat mengikuti visa H-1B untuk pekerjaan khusus. Jika Anda tidak memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi Anda mungkin dapat menunjukkan tingkat kesetaraan melalui pengalaman kerja dan / atau kualifikasi lainnya.

Setelah Trump resmi menjabat, masalah perdagangan dan perubahan iklim menjadi hambatan yang mencegah hubungan AS-India berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir, defisit perdagangan AS dengan India terus berkembang. Data resmi menunjukkan bahwa pada 2016, defisit perdagangan AS dengan India mencapai lebih dari 24 miliar USD. Trump tidak menyukai ini,  karena konsepnya adalah  "America Frist." Dalam pertemuan dengan Modi pada 26 Juni lalu, Trump dengan terus terang menyebutkan hal ini.

Trump mengatakan: "Saya berharap bisa bekerja sama dengan Anda Pak Perdana Menteri untuk menciptakan lapangan kerja di negara kita, untuk menumbuhkan ekonomi kita, dan menciptakan hubungan perdagangan yang adil yang timbal balik. Penting agar penghalang ini dihilangkan untuk mengekspor barang-barang AS ke pasar Anda, dan bahwa kita mengurangi defisit perdagangan kita dengan negara Anda."

Pengamat melihat bahwa India memiliki sikap kekuatan utama dan tujuan strategis dari sebuah kekuatan utama, terutama dengan "India Baru" yang telah diusulkan oleh Pemerintah Modi. Pada kenyataannya, mereka ingin mengubah India menjadi negara modern dengan pengaruh internasional. Kenyataannya, ia memiliki ambisi negara besar, yang ingin mengembangkan industri manufaktur India, dengan "make in India." Di AS, pemeritah Trump telah mengusulkan "Amerika yang Utama/America First." Dan ingin membuat Amerika menjadi hebat lagi. Pada kenyataannya, ia juga ingin mengembangkan industri manufaktur AS, sehingga tujuan strategis mereka saling bertentangan.

India Pemakarsa Gerakan Non-Blok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun