Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Geopolitik Asia-Pasifik dari Latihan Militer Gabungan Malabar AS-India-Jepang

25 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 26 Juli 2017   15:41 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pakistan Defence

Menurut pihak Tiongkok bahwa mereka tidak benar-benar berada di perbatasan Tiongkok-India, tapi masih termasuk wilayah perbatasan Tiongkok-Bhutan. Jadi India sebanarnya berada di posisi yang salah dan membuat alasan untuk membenarkan dirinya. Jadi India melakukan ini atas nama dua hal---perhatiannya terhadap keamanan, dan yang kedua bahwa dengan alasan ini tidak benar-benar berada dibawa tekanan.

Berkaitan dengan ketegangan ini juru bicara Kemenlu Tiongkok Geng Shuang memberi respon dalam konferensi pres rutin pada 3 Juli 2017, dengan mengatakan: "Perbatasan Sino-India di dekat Sikkim telah dikonfirmasi pada tahun 1890 pada "Konvensi Anglo-Tiongkok yang Berkaitan dengan Sikkim dan Tibet.( Anglo-Chinese Convention Relating to Sikkim and Tibet.)" Dokumen antara orang Tiongkok dan Pemerintah India menunjukkan bahwa setelah India memperoleh kemerdekaan, PM India Jawaharlal Nehru dengan jelas mengakui berkali-kali perbatasan antara Tibet, Tiongkok dan Sikkim yang ditetapkan oleh Konvensi Anglo-Tiongkok yang Berkaitan dengan Sikkim Tibet di tahun 1890.

Geng Shuang juga menunjukkan bahwa India mendistorsi kebenaran untuk menutupi persimpangan perbatasan ilegal pasukan militer India, dan bahkan akan mencoba untuk memperkeruh kebenaran dan kesalahan tanpa memikirkan biaya untuk merusak kedaulatan Bhutan, namun itu akan sia-sia. Dia mengatakan Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Bhutan dan menyelesaikan masalah perbatasan melalui konsultasi ramah tanpa gangguan dari kekuatan asing untuk menjaga perdamaian dan ketenangan.

Tapi menurut pihak Tiongkok, media India dan Pejabat India menghindari menyebutkan "Anglo-Chinese Convention Relating to Sikkim and Tibet"  tahun 1890. Dimana tentang kausul yang secara jelas menentukan arah dari perbatasan antara India dan Tiongkok di dekat Sikkim.

Dalam "Anglo-Chinese Convention Relating to Sikkim and Tibet."   Tiongkok dan India telah mencapai konsensus mengenai perbatasan dekat Sikkim. Dengan kata lain, perbatasan Tiongkok di Bhutan tidak ada hubungannya dengan India. India harus menghormati kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya itu sangat penting. Karena ini menyentuh sebuah konsensus di antara kedua negara. Demikian menurut pihak Tiongkok. Lebih lanjut dikatakan bahwa  kuncinya adalah bahwa India benar-benar harus kembali dan melihat-lihat kesepakatan perbatasan yang ditandatangani antara Tiongkok dan India, khususnya "Konvensi Anglo-Tiongkok yang Berkaitan dengan Sikkim dan Tibet, " yang merupakan dokumen sangat penting. India harus menghormati perbatasan politik yang jelas, jika tidak, masalahnya akan semakin rumit.

Pengamat Tiongkok menuduh India, merasa seolah tidak ada masalah merusak hubungan internasional yang baik dengan Tiongkok, dan di sisi lain, India terus memperkuat hubungannya dengan bersekutu dengan AS.

Pada bulan Juli 2017, PM Jepang Shinzo Abe bertemu dengan PM Modi India di kota Hamburg, Jerman utara, dan mencapai kesepakatan untuk mendorong kerjasama pertahanan trilateral di masa depan yang mencakup AS. Dengan mengamati Abe berencana mengunjungi India pada paruh kedua September untuk mempromosikan penjualan teknologi Shinkansen yang baru, kedua pemimpin tersebut juga mencapai kesepakatan untuk memperkuat hubungan ekonomi.

Dalam pertemuan tersebut, Abe mengatakan bahwa dia berharap dapat meraih keuntungan besar di era baru untuk Jepang dan India, dan membimbing kawasan Indo-Pasifik menuju kemakmuran. Tanggapan Modi adalah mengatakan bahwa Jepang dan India akan memainkan peran utama dalam membangun ketertiban hukum.

Pada bulan Juli, 2017, PM India Modi mendarat di Bandara Ben Gurion, memulai kunjungan historisnya ke Israel. Sebelum Modi, tidak ada PM India yang menginjakkan kaki di Israel dalam 70 tahun sejak India merdeka, meskipun kedua negara telah menjalin hubungan diplomatik 25 tahun sebelumnya.

Beberapa ahli menganalisis hal ini, dengan mengatakan kunjungan Modi ke Israel merupakan terobosan dalam bentuk, dan tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan teknologi militer dari Israel, dan mendapatkan sumber energi dan teknologi air dari Israel. Tujuannya yang lebih dalam adalah membangun jembatan dengan Israel untuk memperkuat hubungannya dengan AS.

Kita telah melihat di musim panas tahun ini, dimulai setengah tahun yang lalu, Modi telah sangat sibuk dengan kegiatan diplomatik. Secara historis, hubungan India dan Israel belum pernah menjadi sangat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun