Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Lahirnya Pesawat Peringatan Dini AWACS

21 Juli 2017   07:36 Diperbarui: 22 Juli 2017   09:30 2546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tiananmensremendousachievements.wordpress.com

Juli 2000, atas tekanan dari pihak negara adidaya Barat, kemitraan ini dibatalkan secara sepihak, beberapa bulan kemudian, pihak mitra yang mengirim kembali pesawat Tiongkok "Il-76" yang sedianya akan digunakan sebagai prototype untuk pesawat AWACS KJ-2000.

Yan Xiang (/74 tahun) ketika itu sebagai menteri produksi penerbangan kelompok pertama industri pesawat terbang Tiongkok, menguturkan: "Tadinya mitra telah setuju untuk membuatkan untuk Tiongkok, dan perusahaan-perusahaan pemasok peralatan pesawat AWACS ini, tapi yang tadinya sudah setuju untuk memasok perlengkapan juga tidak mau melakukan pemasokan. Jadi pada akhirnya kita (Tiongkok) hanya menerima sebuah pesawat kosong tanpa perlengkapan apa-apa." 

Perlengkapan yang ada di dalam pesawat yang bisa mereka copot semua dicopoti, maka ketika pesawat ini diterima semua kabel-kabel sudah berantakan. Demikian dituturkan oleh Liu Guojiang ()

Hasil dari kerjasama dengan luar negeri ternyata akhirnya tidak mendapatkan apa-apa, baik perlengkapan maupun selembar gambar sekalipun. Maka orang-orang dalam poryek ini menjadi sangat gundah sekali, merasa berat  dan jengkel serta kesal. Namun, bagaimanapun proyek harus terus dilanjutkan, bagaimana harus dilanjutkan ?

Ye Jinfu () ketika itu sebagai Sekretaris Departemen Sistem Egineering Science dan Teknologi Pertahanan Nasional  menuturkan: Ketika itu kita berunding harus bagaimana? Kepala penelitian seperti Wang Xiaomo langsung berdiri dengan emosi dan semangat berbicara: Kita siap mengeluarkan otak kita untuk bertekad menerima tongkat komando, asalkan kita sudah berikrar dan putuskan untuk dibuat dalam negeri, kita harus mati-matian untuk bisa membuat pesawat ini.  

Atasan akhirnya setuju dengan usulan Wang Xiaomo, diputuskan untuk berdikari membuat pesawat AWACS "KJ-2000."  Berhubung program proyek yang sangat khusus ini, maka semua peneliti setuju menamakan proyek ini sebagai "Proyek Nomor Satu" ().

Meskipun sudah tekad dan semua orang menyadari, jalan yang akan ditempuh di depannya bukanlah jalan mulus. Indusri militer Tiongkok sebelumnya tidak pernah melaksanakan proyek teknologi elektronik sebesar seperti ini. Sedang teknologi dalam negeri yang bisa menunjang penelitian ini juga sangat-sangat lemah. Bahkan tidak memiliki sarana untuk menguji, maka untuk mewujudkan tekad ini tidaklah mudah.

Wang Xiaomo menceritakan: Mau menjadikan satu prototipe menjadi satu peralatan yang sebenarnya, masih diperlukan banyak sekali hal-hal komplek yang harus dikerjakan. Majelis Pertahanan Udara Tiongkok memerintahkan "Proyek Nomor Satu"   untuk terus dilaksanakan sebisanya.

Proyek ini bukan hanya untuk menerobos kesulitan dan mengatasi semua masalah teknis saja, juga menyangkut reputasi bangsa dan negara, para peneliti menyebutkan proyek pesawat AWACS "KJ-2000" ini sebagai "Pesawat Pelampiasan Kecewaan" ().

Untuk menebus kekecewaan ini, semua personil yang terlibat proyek tersebut bangkit bersama untuk melakukan persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan kesulitan yang akan dihadapi.

Kini di halaman depan Departeman Disain AVIC telah diparkir sebuah pesawat sebagai monumen peringatan. Saat melakukan penelitian untuk pesawat AWACS "KJ-2000" pesawat ini telah digunakan untuk percobaan uji pasang peralatan selama proses penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun