Meskipun pertahanan Montenegro sangat lemah untuk bisa mempertahankan dirinya, namun mayoritas senator AS setuju untuk menerima Montenegro ke dalam NATO. Ini merupakan ekspansi lain NATO ke Balkan setelah Kroasia dan Albania bergabung dengan NATO pada tahun 2009. Hal ini dengnan sendirinya menjadi titik yang menyakitkan bagi Rusia.
Selain menerima Montenegro sebagai anggota NATO, belalai militer AS diperluas lebih jauh ke Polandia dan Estonia.
Pada akhir Maret, Kementerian Pertahanan Polandia mengumumkan rencananya untuk membeli delapan sistem pertahanan rudal Patriot dari AS.
Pada tanggal 25 April, beberapa jet tempur F-35A milik militer AS dikirim ke Pangkalan Udara Amari Estonia, disana mereka akan tinggal selama beberapa minggu.
Dari perspektif Rusia, setelah Perang Dingin, Barat mengambil negara-negara Eropa Timur ini, yang disebut "Eropa baru," ke dalam NATO, dan itu sudah memperparah pandangan Rusia terhadap mereka, karena di mata orang Rusia, ini adalah wilayah kekuasaan tradisional mereka, dan kini NATO berkembang di sana. Mengambil wilayah kekuasaannya. Jadi Rusia tentu saja akan marah, terutama karena baru-baru ini, NATO mengizinkan Republik Montenegro bergabung, menjadi anggota NATO baru. Hal ini telah mengganggu Rusia. Itu adalah negara Balkan, dan Balkan selalu diakui sebagai halaman belakang Rusia.
Jadi jelas, rangkaian tindakan militer AS telah menunjukkan sikapnya. Beberapa analis percaya bahwa hari ini, Presiden AS Trump menggunakan tindakan ini untuk menjauhkan diri dari ucapan yang dibuat selama kampanyenya. Hal ini menjadi semakin jelas bahwa ia lebih banyak mencari dukungan dari kerangka aliansi jangka panjang AS dan konsep keamanan strategis.
Presiden baru AS Trump masih mencari tahu strategi globalnya. Untuk strategi keseluruhannya, dia tetap berharap dapat fokus mengembangkan ekonomi dalam negeri, terutama ketika harus memulihkan industri manufaktur. Analis dan pengamat pikir ini adalah strategi keseluruhannya. Dan untuk mencapainya, ia berharap bisa  mengurangi investasi di luar negeri.
Di Eropa, dia berharap agar NATO dapat memainkan perannya sendiri, jadi dia ingin sekutu-sekutunya membayar ini, dan dia juga ingin memperbaiki hubungan dengan Rusia pada saat yang bersamaan. Jika dia bisa mengaturnya, dia akan bisa mengumpulkan sumber daya utama dan menginvestasikannya untuk membangun ekonomi dalam negeri AS.
Namun, ketika harus menerapkan ini, memulihkan hubungan dengan Rusia belum berjalan dengan baik. Jadi dia memperdayakan sekutunya yang berperan seperti sekarang, tapi kemajuannya cukup lamban. Ada beberapa kemajuan, karena beberapa negara mulai meningkatkan pengeluaran militer, namun secara keseluruhan lambat. Ini belum mencapai hasil yang diproyeksikan. Ini perlu disesuaikan lagi.
Sebenarnya ada semacam "oposisi inersia/ inertia of opposition" dalam hubungan AS-Rusia, dan menerobos situasi asli ini  sangat sulit dilakukan. Mengingat masalah yang ada di Kantor Oval Gedung Putih dan mempertimbangkan masalah pada kampanye adalah dua hal yang berbeda.
Presiden AS Trump pasti memiliki pemahaman yang tajam tentang hal itu. Diperkirakan bahwa AS dan Rusia masih akan memiliki jalan yang bergelombang dalam waktu dekat karena pengaruh insiden hubungan kontak Rusia. Apakah Trump akan dibatasi oleh kaum establishement AS dan secara bertahap berubah menjadi Presiden yang mereka inginkan adalah sesuatu yang harus kita tunggu untuk melihat apa yang terjadi. Demikian menurut pendapat para analis.