Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ronde Baru Hubungan AS-Iran dalam Era Trump

9 Mei 2017   10:05 Diperbarui: 9 Mei 2017   10:31 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika AS akan melemahkan Iran di medan perang Syria yang mendukung pemerintahan Bashar al-Assad, Rusia tidak akan membiarkan hal itu terjadi, jika sampai terjadi dalam hitungan hari isu Syria akan berkembang menjadi seperti sekarang, akan terjadi konflik langsung antara AS dan Rusia. Itu adalah sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh poltisi AS, dan Trump tidak akan melakukan itu.

Pemilu Iran akan dilakukan dalam bulan Mei ini. Pada 20 April, pemerintah Iran mengeluarkan daftar kandidat untuk presiden berikutnya, yang juga termasuk Presiden Raouhani dan 5 kandidat lainnya, tapi mantan presiden Mohmoud Ahmadinejab tidak termasuk dalam daftar calon.

Rouhani dipandang sebagai pemimpin moderat Iran, dan kesepakatan nuklir Iran tercapai semasa jabatannya. Selama masa Amahdinejab, dia dikenal bersikap keras terhadap AS. Menurut laporan dari AFP dan media lainnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei pernah mengatakan bahwa Ahmadinejab tidak mencalon diri sebagai presiden, namun sebanarnya dia ditolak meskipun bersikeras untuk ikut mendaftar pemilu. Tapi pada akhirnya tidak lulus penilaian kredensial/mandat Dewan Guardian. Tindakan ini menjadi indikasi sikap Iran terhadap AS.

Ini menunjukkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah memutuskan untuk tidak berperang. Khamenei telah memutuskan untuk tidak membiarkan adanya kemungkinan Mahmoud Ahmadninejab akan menimbulkan masalah. Karena jika dia berkampanye, dia bisa menyabik masyarakat Iran selama proses kampanye berlangsung. Entah apakah sekutu tradisonal Ahmadinejab di masa lalu, Garda Revolusi Iran , atau beberapa kelompok radikal, mereka akan menjadi aktif di masyarakat lagi.

Sedang anggota-anggota yang sudah mampan pendukung Rouhani, lebih suka menikmati masa-masa damai saat ini yang dibawa setelah perjanjian nuklir Iran. Bagi Iran, stablitas adalah hal yang utama saat ini, mereka ingin menggunakan kesempatan damai saat ini dan mengambil keuntungan damai yang dihasilkan oleh penandatanganan perjanjian nuklir Iran untuk menumbuhkan ekonominya, dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Ini yang menjadi kebutuhan paling mendasar bagi Iran kini.

Meskipun Trump terus memperlakukkan Iran sebagai ancaman yang terus meningkat, tapi Iran terus membuat bantahan dari garis keras ini. Yang jelas Iran masih  mengamat-amati hal ini saat ini, dengan melakukan hal menahan diri sebisanya. Iran tidak ingin meningkatkan ketegangan, namun sulit untuk terlalu optimis tentang masa depan hubungan Iran-AS

 

Beberapa pengamat ada yang berpikir hubungan AS-Iran tidak akan berjalan baik selama pemerintahan Trump. Diharapkan tidak ada insiden yang bisa memicu konflik, dan mereka bisa mempertahankan situasi umum saat ini.

Memang saat ini sikap AS terhadap Iran hanya sebatas ancaman terhadap Iran. Kebijakan praktis yang terlihat dalam kebijakan AS terhadap Iran. Philip H Gordon anggota seior Dewan Hubungan Luar Negeri menunjukkan bahwa melalui Trump AS telah menunjukkan sikap garis keras terhadap Iran bebrapa kali, hanya setiap kebijakan terhadap Iran akan sangat terbatas.

Pada kenyataannya, Iran telah memainkan peran penting dalam menyelesaikan masalah Syriah dan memerangi terorisme di Timteng. Jika AS ingin melakukan terobosan dalam isu Timteng, perlu dicari resolusi yang berkompromi dengan Iran. Emkian pendapat para analis dan pengamat dunia luar.

07 April 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun