Setelah melakukan beberapa kali perundingan, Tiongkok dapat mengerti maksud sebenarnya mengapa Arab Saudi menginginkan memiliki rudal tersebut. Maka diaturlah agar pihak Arab Saudi berkunjung melihat ke pangkalan rudal Dongfeng-3 di Tiongkok, agar mereka bisa melihat dan meninjau prosedur operasi rudal tersebut. Proses mulai keluar dari bunker persembunyian hingga ke landasan peluncuran.
Akhirnya dilaporkan rombongan delegasi Arab Saudi adalah rombongan yang pertama bagi orang asing yang melihat prosedur peluncuran Dongfeng-3. Tahun 1987 akhir, Arab Saudi akhirnya memutuskan membeli dengan tunai Dongfeng-3A dengan total nilai 3,5 milyar USD.
Pada 6 April 1988, pihak Tiongkok dengan terbuka mengumumkan pembelian ini, CCTV China dalam siaran untuk Kongres Nasional ke-7, secara tiba-tiba menyisipkan tayangan Menlu Tiongkok saat itu Wu Xueqian (吴学谦) menyatakan, “Atas permintaan Kerajan Arab Saudi, negara kami (Tiongkok) telah menjual beberapa rudal non-nuklir darat ke darat, pemerintah Arab Saudi sudah berjanji tidak akan mentransfer (menjual kepada pihak lain), dan tidak akan pertama kali menggunakan rudal tersebut, mereka sama sekali hanya akan menggunakan rudal ini untuk tujuan pertahanan saja.” Ini tujuannya untuk menunjukkan pendirian dan sikap Tiongkok ekspor senjata tapi tidak mengekspor perang.
Di tahun 1980-an yang lalu akhir, sebenarnya Dongfeng-3 diperuntukkan untuk membawa hulu ledak nuklir, tapi khusus untuk Arab Saudi diubah menjadi rudal biasa non-nuklir, maka hulu ledaknya diganti dengan generasi yang disebut “118” rudal biasa untuk assault (mematikan dan melukai) saja. Detail yang kedua, jangkauan jarak tempuh tembak rudal Dongfeng-3 dari yang asalnya 2.650 km diubah menjadi 1.800 km, karena perubahan demikian untuk menjaga pertahanan keamanan Arab Saudi sudah cukup memadai. Maka atas dasar ini, Tiongkok menamai rudal ini menjadi Dongfeng-3A.
Hubungan Dagang Arab Saudi-Tiongkok
Jalinan hubungan Tiongkok dan Arab Saudi sebenarnya saling melengkapi keunggulan masing-masing dan mempertahankan kerja sama yang erat. Pada tahun 2016, volume perdagangan mencapai 42,4 milyar USD. Saat ini lebih dari 100 perusahaan Tiongkok melakukan investasi dan proyek kerja sama di Arab Saudi, yang meliputi bidang-bidang pretrifaction, kereta api, pelabuhan, pembangkit tenaga listrik, komunikasi. Selain itu, juga proyek-proyek petrifaction seperti yang membantu investasi dari Arab Saudi di Tiongkok juga memperoleh manfaat ekonomi yang menguntungkan.
Saat ini memang Tiongkok dan Arab Saudi sedang dalam tahap perkembangan penting. Tiongkok secara positif mempromosikam pembangunan “Belt and Road”, sedang Arab Saudi mempercepat menerapkan “Visi 2030”. Strategi pembangunan dua negara ini tampaknya sangat cocok satu sama lain dan kerja sama Sino-Saudi mengandung potensi pembangunan yang besar.
Pemerintah Tiongkok akan bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi secara maksimal dengan mekanisme seperti komite senior dan komite gabungan ekonomi dan perdagangan untuk menumbuhkan lingkungan kerja sama yang menguntungkan untuk perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Mereka menyadari usaha adalah tubuh utama dari perdagangan Tiongkok-Arab dan kerja sama ekonomi. Mereka mengharapkan pengusaha dari kedua negara dapat memperdalam kerja sama praktis dan berusaha untuk mengubah konsensus penting yang dicapai oleh pemimpin kedua negara untuk prestasi kerja sama yang nyata.
Raja Salman mengatakan bahwa Arab Saudi memberi perhatian yang tinggi terhadap perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara. Dia merasa sangat senang diundang oleh Presiden Xi Jining untuk mengunjungi Tiongkok dan menciptakan peluang bagi pengusaha kedua negara bertemu satu sama lain. Diharapkan bahwa kedua pihak dapat lebih meningkatkan komunikasi, membahas kerja sama, terus-menerus mempromosikan kerja sama praktis dari kedua negara untuk bergerak maju dan memberikan manfaat untuk rakyat kedua negara.
Sumber;