Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Jepang Lebih Suka Semenanjung Korea Krisis?

4 April 2017   15:58 Diperbarui: 5 April 2017   13:30 2642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unit alutsista lain yang bikin Jepang mengiler adalah sistem Pertahanan anti-Rudal THAAD. Setelah Korut sering meluncurkan rudal, semakin banyak orang Jepang menjadi khawatir bahwa pertahanan anti-rudal Jepang yang ada akan tidak aman, dan sangat membutuhkan untuk menyiapkan peralatan anti-rudal baru.

Jepang Menginginkan Sistem Pertahanan Anti-Rudal THAAD

Pada 13 Januari lalu, Menhan Jepang Tonomi Inada mengunjungi Pangkalan Udara Anderson untuk mempelajari sistem THAAD. Inada mengatakan bahwa ia akan melihat kemngkinan mengimpor sistem THAAD ke Jepang. Tonomi mengatakan: “Peralatan ini dalam mata saya sangat sifnifikan. Kita membicarakan tentang peralatan macam apa yang lebih tepat untuk Jepang dari perspektif untuk melindungi Jepang.

THAAD adalah sesuatu yang Jepang sudah lama menginginkan untuk digelar di Jepang. THAAD adalah senjata pertahanan udara yang jauh lebih ampuh dari Sistem PAC-3, tapi masalahnya THAAD dikembangkan oleh AD-AS, dan pasukan AS di Jepang terutama adalah dari AL dan sebagian dari AU-AS, dan AL menjadi bagian yang terbesar. Maka yang banyak dibawa AS untuk pertahanan udara adalah dari AL berupa sistem Aegis dengan SM-3-nya.

Karena tidak ada pasukan AD-AS yang diasramakan di Jepang, jika sistem THAAD yang dikembangkan AD-AS akan ditempakan di Jepang, maka itu harus dijual ke Jepang. Namun biaya untuk sistem THAAD ini harganya selangit, ini yang menyebabkan banyak ditentang di Jepang sendiri. Laporan mengatakan sistem ini termasuk radar, rudal, dan biaya lainnya, biaya untuk mengimpor sistem ini akan menjadi antara 100 milyar sampai 200 milyar Yen.

Sekarang dengan alasan krisis nuklir Korut, Jepang sekali lagi mengusulkan sistem THAAD. Tampaknya AS ingin menunggu dan melihat situasi (wait & see). Jika AS menginginkan mendapat uang banyak, AS akan menjual sistem ini,  tapi dengan harga yang sangat mahal. Biasanya harga alusista yang dijual ke Jepang berkisar dua hingga tiga kali lipat dari harga yag dijual mereka kepada negara-negara NATO. Namun Jepang juga bersedia membeli---hitung-hitung untuk membayar biaya perlindungan.

Maka kedua belah pihak ini sekarang ini sedang tawar menawar, apakah akan dengan ssitem THAAD atau basis sistem Aegis? Masih saling melihat dan mempertimbangkan.

Sejak Abe menjabat PM untuk kedua kalinya pada 2012, belanja pertahanan Jepang telah meningkat setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan Jepang sering menjadi pelanggan industri militer AS. Ini sebenarnya dapat dikatakan sebagai “biaya perlindungan” kepada AS secara tersamar.

Pada 10 Pebruari lalu, Abe telah melakukan kunjungan pertemuan kepala negara dengan Predien AS Donald Trump di Washington D.C. Pada 15 Pebruari, PM Shinzo Abe mengumumkan ke publik laporan kunjungannya ke AS dalam Majelis Jepang (House of Councilor) bahwa pembelian alutsista dari AS bisa memberikan kontribusi untuk memberi pekerjaan kepada AS. Ketika pernyataan ini diumumkan, opini publik Jepang langsung menjadi “hiruk-pikuk.”

Abe mengatakan, Alutsista pertahanan yang paling canggih AS adalah sesuatu yang tidak bisa tidak kita harus beli. Hal ini juga dapat memperdalam kerjasama Jepang-AS dan memperkuat aliansi Jepang-AS. Meskipun isu keamanan dan dan isu-isu ekonomi harus dipertimbangkan secara terpisah, jika mempertimbangkan hasilnya. Pembelian alutisita pertahanan AS dapat berkontribusi pada ekonomi Amerika dan pekerjaan Amerika.

Pernyataan terbuka diatas ini segera menimbulkan gelombang protes dalam negeri Jepang, anggota dewan dari opsisi Jepang membalas dengan kata-kata: “ini benar-benar tidak masuk akal.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun