Apabila terjadi ada tanda-tanda Korut menyerang Korsel ditemukan, dalam waktu 25 menit dapat dilakukan penyerangan dadakan ke sasaran yang tepat terhadap Korut.
Jet tempur F-22 dan juga jet tempur canggih lainnya akan mengambil bagian dalam latihan-latihan gabungan ini, jadi tidak bisa dibayangkan berlebihannya dari latihan bersama ini. Mengingat Korut hanya memiliki tidak lebih dari 40 jet tempur MIG-29 high-end, bahkan sulit untuk dikatakan berapa banyak dari jet ini yang bisa terbang. Sedang sisanya hanya jet tempur generasi kedua hingga generasi ke-3 dengan teknologi yang buruk. Andaikata Korut dapat mempertahankan sejumlah besar dari tekanan ini, Korut bagaimanapun akan berada dalam keadaaan kecemasan dalam hal niat strategis dan aspek lainnya.
Jika hingga terjadi kecemasan, mungkin Korut akan mengambil tindakan yang yang tak teduga (konyol), dan tindakan ini justru yang diharapkan AS. Jika hingga tindakan ini dilakukan, maka AS kemungkinan akan mengerahkan kekuatan yang lebih besar dan lebih banyak senjata di kawasan ini.
Pada 3 Maret lalu, ketika Menhan AS James Mattis mengunjungi Korsel, ia mengumumkan akan mengadakan dua latihan militer pada bulan Maret ini. Maka pada 13 Maret lalu, terbitan AS “International Business Times” menuliskan sebuah artikel dengan judul “War with the DPRK? US Sending Attack Drone to the ROK.” Bahwa AS akan mengerahkan drone terbarunya “Gray Eagle” ke angkatan bersenjata di Korsel, drone ini mempunyai kemampuan radius tempur yang akan meliputi seluruh wilayah Semenanjung Korea, dan dapat melakukan serangan berpresisi ke gedung-gedung dan bangunan di Korut, “Cutting Off the Head” dan menghancurkan markas komando pusat tempur Korut.
Hari itu juga ada sepotong berita dari Korsel “Segye I Ibo” yang menyatakan “The Seal Team-Six” yang berhasil mengeksekusi Osama bin Laden juga akan ikut serta dalam latihan kali ini. Demikian juga Delta Force AS dan pasukan khusus AS “Green Beret” juga akan ambil bagian dalam latihan militer bersama Korsel ini.
Pada 2 Maret lalu laporan dari “Wall Street Journal” yang medapat banyak perhatian, mengatakan bahwa Wakil Penasehat Keamanan Nasional AS, K.T. McFarland bertemu dengan para pejabat keamanan nasional hingga internasional membahas situasi Korut, dan rencana kemungkinan dengan kekuatan militer untuk menggulingkan pemerintahan Korut dalam mengalah ancaman nuklir Korut.
Setiap tahun, latihan bersama AS-Korsel terus mengalami peningkatan, dan mereka meng-upgrade terus-menerus. Hampir seluruhnya dan sebagian besar Korsel berpartisipasi, sedang di masa lalu itu hanya beberapa puluh ribu personil. Selain itu mereka juga telah menyelengarakan latihan untuk operasi menyingkirkan pemerintahan Kim Jong-un. Sehingga ini menjadi isu khusus yang dicermati para analis dan pengamat dunia.
Pada hari pertama berlangsungnya latihan AS-Korsel, Korean Central News Agency melaporkan bahwa pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah melakukan inspeksi ke aparat keamanan dari KPA yang bertanggung jawab untuk menjaga dan membela Pyongyang, dan memerintahkan mereka untuk dalam keadaan siap tempur.
Ini menunjukkan bahwa pemerintah senior Korut mengkhawatirkan latihan militer AS-Korsel akan berkembang menjadi suatu tindakan perang sungguhan.
Pada tahun 1973, militer AS pernah merumuskan Rencana Operasi 5027 (Operatioan Plan/OPLAN 5027), setalah itu terus diperbarui. Pada tahun 2003, Recana Operasi 5027 adalah untuk menduduki Pyongyang dalam waktu dua minggu, dan menyingkirkan Kim Jong-un.
Selain itu, AS juga membuat Recana Operasi yang membantu Rencana Operasi 5027: OPLAN 5026, rencana ini tidak diketahui. OPLAN 5029: untuk peleburan dan pembangunan kembali Korut. OPLAN 5030: Peperangan (warfare) psikologi, cyber dan opini publik dan rencana lainnya. Sebagian besar dari rencana operasi ini, semuanya ada kaitannya dengan latihan militer sesuai dengan kode sandinya.