Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiongkok Menjadikan KTT G20 Hangzhou Ajang untuk Lebih Berkontribusi di Dunia (1)

16 September 2016   17:01 Diperbarui: 23 September 2016   20:35 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, ekonomi global sulit ditekanuntuk menghindari pengaruh global yang “cooling off”. IMF memprediksi danmenganalisis ekonomi global dengan mengatakan bahwa adanya resiko terjadinyastagnasi luas dalam ekonomi global.

Prediksi IMF untuk pertumbuhan PDBglobal turun menjadi 3,1% dibandingkan dengan pertumbuhan PDB global 4,5% padatahun 2002 dan 2008, jadi turun sepertiga dari PDB dunia.

Tantangan baru terus muncul, sedangmasalah lama masih belum terpecahkan. Selain itu beberapa ahli percaya bahwaefisiensi sistem keuangan internasional saat ini juga merupakan alasan pentingkenapa terjadinya ketidak-stabilan ekonomi.

Saat ini, sistem keuangan internasionalrelatif tidak efisien, dan yang lebih gawat lagi beberapa negara mempromosikankebijakan keuangan mereka sendiri, yang merugikan negara-negara lain. AS, misalnyatelah meningkatkan kepentingan AS di seluruh dunia dengan meningkatkankeuntungannya sendiri, hal ini setidaknya telah mempengaruhi pasar modal darisemua negara, dan meningkatkan aliran masing-masing pasar modal, sehinggaseluruh sistem keuangan internasional terjadi ketidak-stabilan, dan bahkanmenjadi kacau.

Dengan situasi yang demikian, Tiongkokcoba mempromosikan pemerataan sistem keuangan internasional dan bahkan lebihdari itu. Jadi dengan KTT G20 tahun ini, Tiongkok berupaya membangun jaringan keamanankeuangan internasional dengan berbasiskan G20, dan pada sisi lain memperluaspenggunaan RMB (mata uang Tiongkok) sebagai SDR, sehingga seluruh duniamengakui nilai sebenarnya dari RMB.

Dengan melakukan hal ini, makamemungkinkan seluruh dunia melakukan bisnis lebih cepat dan lebih  mudah.Di masa lalu, nilai RMB dan stabilitas  tidak diakui dalam sistem keuanganinternasional, sehingga RMB hanya bisa dipakai di luar negeri Tiongkok dengankerugian nilai.

Misalnya, seseorang (Tiongkok) yangmelakukan perjalanan ke Turki, berdasarkan nilai tukar 2 RMB = 1 lira, tetapikarena RMB tidak termasuk yang bisa untuk pembayaran global, maka dia harustukar dulu 3 RMB ke USD, kemudian baru diperdagangkan dengan 1 liar Turki. Jadiorang tersebut harus membayar untuk perbedaan biaya nilai tukar.

Memperdagangkan RMB ke USD, kemudian USDke lira Turki, tentu saja ini tidak efisien dan menimbulkan biaya yang tidakperlu. Biaya pertukaran dan waktu serta banyaknya resiko nilai tukar. Jadi dalam titik ini, memperluas frekuensi, ruang lingkup, dan skala dariRMB dalam keranjang SDR IMF adalah untuk pengakuan bagi posisi RMB, dan yanglebih penting meningkatkan efisiensi perdagangan global.

Masalahnya bagaimana Tiongkok untukmenghapuskan Proteksionisme Perdagangan; apakah obat Tiongkok bisa manjur?

Perdagangan menjadi drive penting untukpertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan global telah dalam keadaan lebih rendahdari pertumbuhan ekonomi global selama lima tahun terakhir ini.

Sejak awal Januari tahun lalu, totalperdagangan global telah berhenti tumbuh untuk berturut-turut 15 bulan. Inimenjadi fenomena pertama kali terjadi sejak tahun 1989. Analis percaya bahwamengesampingkan faktor pertumbuhan ekonomi melambat, dengan meningkatkanproteksionisme komprehansif perdagangan telah dipandang sebagai alasan yanglebih dalam lagi (gawat) untuk hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun