Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penempatan THAAD di Korsel Memicu Perang Dingin Baru

20 Agustus 2016   15:48 Diperbarui: 20 Agustus 2016   19:19 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti diketahui, bidang keamanan dan perdamaian global sering berasal dari keseimbangan kekuasaan. Ini berarti segera setelah keseimbangan hancur, ketidak-stabilan akan terbawa, dan bahkan terjadi gesekan dan konflik.

Metode Korsel ini sangat kentara membantu AS membuat jaringan anti-rudal global telah mengguncangkan keseimbangan strategis global.

Mikhail Remisov, President of Russian Institute for Strategic Studies, mengatakan sistem anti-rudal global tidak hanya tidak meningkatkan keamanan dunia, tapi sebenarnya akan menggangu. Karena ini bertentangan dengan kreteria pemeliharaan kekuasaan dan keseimbangan kepentingan antara negara-negara. Justru karena kreteria ini dalam dekade terakhir sejak P.D. II berakhir, dunia relatif damai dapat dipertahankan.

mikhail-remizov-57b817983593737c104ead44.png
mikhail-remizov-57b817983593737c104ead44.png
Brian Becker, US Expert on Asian Issues  mengatakan, begitu sistem THAAD dikerahkan, Tiongkok dan Rusia akan mengadopsi penanggulangannya. Ini akan menyebabkan ekskalasi permusuhan. Siapapun yang mendapat manfaat dari itu akan menghasilkan uang. Ini yang harus kita akui. AS pedagang senjata dan kontraktor pertahanan, serta industri militer dan komplek industri militer.

brian-becker-us-expert-on-asian-issues-57b817c22ab0bd6f1378e5a2.png
brian-becker-us-expert-on-asian-issues-57b817c22ab0bd6f1378e5a2.png
Professor at the Institute of Far Eastern Studies at Kyungnam University Lee Sang Man mengatakan, sejarah memberitahu kita bahwa Korsel telah sembrono melibatkan diri dalam game diantara negara adidaya dan akan menjadi yang pertama untuk mengorbankan dirinya sendiri. Korsel setuju dengan pergelaran THAAD.  Saya pikir akan menjadi sasaran dari kekuatan lain untuk dijadikan target. Ini dapat dikatakan Korsel telah tersedot ke pusaran negara kuat yang bertarung satu sama sama lain.

Dilihat dari jangka panjang, ruang strategis Korsel akan berkurang drastis dan hubungan Korsel dan Tiongkok dan Rusia akan menjadi tegang. Ketidak percayaan akan meningkat untuk Korsel, kerugian akan lebih besar daripada keuntungan bagi Korsel.

Di Eropa, efek negatif dari AS yang memaksakan pergelaran sistem anti-rudal muncul lebih awal: Merusak keseimbangan strategis di Eropa memaksa Rusia untuk mengadopsi lebih banyak untuk menanggulangannya.

Para ahli mengatakan, segera jika perang pecah pangkalan anti-rudal di Rumania dan Polandia lebih mungkin untuk menarik atau jadi sasaran serangan dari Rusia, jadi membuat kedua negara ini dalam bahaya besar dan rentan menjadi sasaran.

Sebagai blok terakhir dari gunung es dari Perang Dingin, struktur keamanan di Asia Timur Laut telah rapuh dari awal, tapi masih bisa dipertahankan perdamaian dan stabilitas yang relatif.

Kini, dengan THAAD digelar di Semenanjung Korea, sama seperti membuka Kotak Pandora, yang akan membongkar struktur keamanan di Asia Timur Laut. Dikhawatirkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea secara bertahap akan memudar  dan perkiraannya mengkhawatirkan.

Menghadapi penyebaran sistem anti-rudal AS, THAAD di Asia Timur Laut, lebih lanjut akan mendorong Tiongkok dan Rusia untuk mendekat. Pada kenyataanya itu sudah menambahkan elemen iritasi untuk perlombaan senjata dan bahkan untuk jenis kompetisi dan konfrontasi untuk hubungan langkah berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun