Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Provokasi Obama: Gonjang-ganjing Laut Timur & Laut Tiongkok Selatan

1 Juli 2016   17:26 Diperbarui: 2 Juli 2016   17:21 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bloomberg Press mengatakan: “Tiongkok memperluas pengaruh ekonomi dan militer di Asia dan teritori Laut Tiongkok Selatan yang bersengketa dengan Vietnam dan negara-negara lainnya, kunjungan Obama ke Hanoi dan Ho Chi Ming city adalah bagian dari upaya AS untuk melindungi pengaruhnya di kawasan tersebut.”

Pada 1975, setelah Perang Vietnam berkahir, AS menerapkan embargo lengkap terhadap Vietnam termasuk embargo senjata. Tahun 1984, AS secara resmi membuat larangan penjualan senjata ke Vietnam, karena tidak puas dengan kinerja HAM pemerintah Vietnam. Hingga tahun 2014 AS mengendorkan pembatasan ekspor senjata ke vietnam, dan memungkinkan Vietnam untuk membeli peralatan keamanan maritim dan pertahanan.

Pada tahun 2014 kita bisa melihat terutama setelah 2015, AS yang tadinya selalu berada di belakang layar, yang mendorong dan mendukung Filipina untuk isu Laut Tiongkok Selatan, juga termasuk terobosan dalam hubungan AS-Vietnam, tampaknya tidak realistik lagi untuk melanjutkan bersembunyi di belakang layar dan mengandalkan negara-negara Asia Tenggara untuk menekan Tiongkok.

Baik AS dan Vietnam memiliki tujuan mereka sendiri masing-masing. Beberapa analis dari “Time of India” telah menunjukkan bahwa AS berharap untuk memperkuat hubungan dengan Vietnam, untuk faktor strategi untuk “menyeimbangkan Asia-Pasifik.”  Dan Vietnam sedang mencoba untuk lebih dekat dengan AS untuk kebutuhannya sendiri.

Dalam beberapa tahun terkahir ini, Vietnam telah mempercepat laju impor senjata. Data dari Stockholm International Peace Reseach Institute menunjukkan bahwa antara tahun 2011 dan 2015, Vietnam menjadi importir senjata kedelapan terbesar dunia. Tapi lima tahun sebelumnya jumlah impor senjata Vietnam hanya pada peringkat ke-43 di dunia.

Vietnam Menyatakan Sikapnya Sendiri Untuk Isu Laut Tiongkok Selatan

Pada 25 Mei 2016, setelah Obama baru meninggalkan Vietnam, PM Nguyen Xuan Phuc telah melakukan wawancara langka dengan kantor berita luar negeri, dan mengatakan bahwa Vietnam tidak akan memperluas militernya di Laut Tiongkok Selatan, dan akan mencari jalan dengan negara-negara sekutu untuk mencapai resolusi non-kekerasan dan resolusi damai. Dia mengajurkan menyelesaikan sengketa internasional dan regional melalui hukum internasional.

Reuters melihat bahwa dengan AS mengangkat embargo senjata bisa sangat meningkatkan kerjasama keamanan Vietnam dan AS, dan mempromisikan modernisasi pertahanan nasional Vietnam. Tapi Nguyen Xuan Phuc mengatakan bahwa tugas utama adalah untuk memiliki mitra dengan negara-negara ASEAN dan Jepang yang setuju untuk tidak menggunakan “ancaman kekerasan.” Dan penyelesaian dengan damai dalam mengatasi ketegangan.

Nguyen Xuan Phuc mengatakan; “Saya ingin menekankan lagi bahwa kita tidak menginginkan konflik.”

Tapi dalam pelepasan embargo terhadap Vietnam, Obama telah menambahkan banyak kondisi. Itu akan atas kausu perkasus dan akan dihubungkan dengan HAM di Vietnam dan lain-lain. Kondisi tambahan ini menunjukkan meskipun embargo telah diangkat, tapi tidak memandang Vietnam sebagai pasangan atau teman yang setara dan mitra yang sejajar serta dipercaya dengan apapun yang Vietnam lakukan untuk membeli senjata di pasar AS, hal itu yang AS tidak kehendaki.

Pengamat ada yang mengumpamakan seperti tabung pasta gigi, setiap kali memberi Vietnam sedikit manfaat di Laut Tiongkok Selatan, yang dapat membuat Vietnam merasakan sedikit kemudian ketagihan dan dahaga untuk menambah nafsu makan dan minta porsi lebih besar, yang pada akhirnya meminta kepada AS lebih sering, itu yang nampaknya dipertimbangkan AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun