Kyodo News yang mengutip informasi dari pemerintah mengatakan: “Ini tampaknya lebih mengekspos bagian terlemah dari diri kita sendiri, bukannya memperkuat aliansi kita.”. Lalu apakah ini akan berpengaruh dengan aliansi AS dan Jepang?
Tapi kenyataannya meskipun hal ini adalah perbuatan yang sangat jahat, namun tidak akan mempengaruhi aliansi militer antara Jepang dan AS. Kedua belah pihak telah mengambil sikap, baik Shinzo Abe dan Menlu Fumio Kisshida telah mengambil sikap bahwa kejadian tersebut tidak akan mempengaruhi aliansi militer AS dan Jepang.
Namun ada sebagian rakyat dan beberapa ahli yang menyuarakan untuk melakukan negosiasi ulang tentang posisi militer AS di Jepang, yang menghendaki hal ektrateritorial perlu dinegosaisikan lagi. Seorang tentara AS jika melakukan kejahatan di Jepang, mereka harus diadili dan jatuhi hukuman menurut hukum Jepang yang berlaku.
Tapi pihak Jepang sendiri membantah dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan dinegosiasikan kembali, jika menegosiasikan kembali posisi militer jelas AS menolak dengan mentah-mentah. Sehingga demkian AS tetap menikmati hak ekstrateritorial, jika tidak itu berati menarik keluar dari Jepang, jadi sudah dapat dipastikan tidak akan dilakukan renegoasaisi untuk hal ini.
Pemerintah Jepang tidak cukup berani untuk mengambil langkah dengan menendang keluar militer AS dengan menegosiasikan ekstrateritorial militer AS, jadi peristiwa terhadap gadis Jepang oleh marinir AS tidak akan memiliki efek besar pada hubungan AS dan Jepang saat ini.
Kunjungan Obama Ke Vietnam
Perjalanan Obama untuk kepentingan strategi kembali ke Asia-Pasifik adalah Vietnam, Jika kunjungan ke Jepang target minimumnya untuk memperkuat aliansi AS-Jepang, maka perjalanan ke Vietnam lebih untuk “membelah atau memcairkan es.”
Pada hari pertama kunjungannya ke Vietnam, Obama memberi ucapan besar dengan menghadiahi pengangkatan embargo atas Vietnam.
Jadi mengapa AS memutuskan untuk mengumumkan keputusan ini pada saat ini? Apa artinya pengangkatan embargo bagi AS dan Vietnam? Apakah ini justru akan menambah kompleksitas situasi regional?
Obama mengatakan: “Dengan ini saya mengumumkan bahwa AS sepenuhnya mengangkat larangan penjualan peralatan militer kepada Vietnam yang telah dijatuhkan selama 50 tahunan. Seperti dengan semua mitra pertahanan kami, penjualan perlu untuk tetap memenuhi persyaratan yang ketat termasuk terkait dengan hak asasi manusia, tetapi perubahan ini akan lebih memastikan bahwa Vietnam memiliki akses ke perlatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri dan menghapus sisa-sisa dari bekas Perang Dingin.
Pada 23 Mei 2016, Presiden AS, Barack Obama mengumumkan pada konferensi pers bersama dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang bahwa AS akan benar-benar mengangkat embargo senjata terhadap Vietnam, dalam rangka mempromosikan normalisasi hubungan mereka. Tran Dai Quang mengatakan pada konferensi pers ini bahwa Vietnam menyetujui keputusan AS, karena ini menunjukkan bahwa hubungan mereka benar-benar normal kembali.