Dalam hal ini juga akan bisa digunakan untuk membendung Jepang, dan juga menekan India. Jadi sebenarnya memiliki posisi sebagai pengendali regional. Pertimbangan ini dilakukan untuk memastikan bahwa hal itu dapat mendukung bidang yang lebih luas dari visi global di kawasan ini.
Namun, strategi untuk “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” tidak selalu searah dengan strategi yang diinginkan AS.
Setelah Perang Dingin berakhitr, secara ekonomi AS tidak secara aktif mendorong pembentukan regioanilisme yang mirip dengan integrasi Eropa. Sejauh untuk urusan keamanan juga tidak membuat seperti itu dengan pembentukan NATO.
Sebaliknya, AS menciptakan dua pilar jaringan aliansi bilateral yang berpusat di Washington, perekonomian dan keamanan dibuat jaringan yang sangat bergantung pada AS, jaringan ini termasuk Jepang. Korsel, Thailand, Asutralia, Selandia Baru, dan Taiwan.
Pada tahun 1980an dikarenakan ketidak setujuan Selandia Baru atas isu kapal Selam nuklir AS memasuki wilayahnya, maka persekutuan AS- Selandia Baru boleh bilang mati.
Selama awal 1990an, dengan munculnya sentimen nasionalis di Filipina, Kongres Filipina meloloskan resolusi untuk menolak terus menempatkan pasukan AS di pangkalan Subic. Sementra Thailand juga menolak untuk mengizinkan AS menggelar pasukan dan memiliki pangkalan militer di Thailand setelah masalah Kamboja selesai.
Dalam bidang ekonomi, selain Filipina yang di masa lalu merupakan sekutu AS dan mitra dagang terbesarnya, kini telah berubah dan digantikan dengan Tiongkok. Sehingga Pilar ekonomi dan jaringan aliansi bilateral AS sudah goyah.
Pada thaun 2001, setelah George W. Bush terpilih sebagai presiden AS, dia segera mengusulkan dengan melihat Tiongkok sebagai pesaing strategis, dan secara terbuka mengatakan bahwa AS akan melindungi Taiwan tidak peduli berapapun biayanya.
Pada 1 April 2001, terjadi insiden tabrakan udara antara pesawat Tiongkok dan AS, Bush mengancam bahwa AS akan menggandakan jumlah kapal induk bersenjata nuklir untuk ditujukan ke Tiongkok.
Jadi sebenarnya, AS dalam mengusulkan untuk menenkan dan mencegah Tiongkok, telah dilakukan sebelumstrategi untuk menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik dirumuskan, kebijakan AS di Asia-Pasifik pada dasarnya terdiri dari dua bagian.