Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sepak Terjang AS untuk “Menyeimbangkan” Kembali Asia-Pasifik

10 Juni 2016   10:28 Diperbarui: 16 Juli 2016   20:49 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun itu harus dilihat dari rentang waktu yang lebih luas. Saat ini kita bisa melihat dengan Tiongkok dan Asia Timur yang terus meningkat proporsi dalam struktur kekuasaan global, pemerintahan Obama berharap  untuk menggunakan strategi untuk “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” untuk terus memperluas pengaruh AS di Asia-Pasifik, sehingga bica menekan bangkitnya Tiongkok.

Yang dikhawatirkan justru ini akan menjadi titik awal yang menyebabkan ketidak-seimbangan di kawasan Asia-Pasifik. Lalu kertidak-seimbangan macam apa yang akan timbul disebabkan dengan strategi AS untuk “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” ? Dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi AS sendiri?

Pada 5 Maret 2016, Dubes AS di Tiongkok, Cui Tiankai, memberi respon dengan “militerisasi” dari isu Laut Tiongkok Selatan dimana AS telah melakukan provokasi sensasional baru-baru ini. Memberi komentar : “hal ini secara resmi disebut strategi untuk “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik.” Saya pikir jika ini “menyeimbangkan” hanya dilakukan oleh militer AS sendiri dan tanpa pertimbangan kebutuhan strategis, dan tanpa mempertimbangkan negara-negara di kawasan itu, maka itu adalah tidak-seimbang.”

Lebih lanjut dikatakan : “Jika hanya untuk mendapatkan beberapa sekutu atau teman-teman disisinya untuk menekan Tiongkok, dan tidak membangun hubungan timbal balik yang konstruktif dengan Tiongkok di Asia-Pasifik, itu juga disebut tidak-seimbang. Jadi meskippun AS mengatakan itu adalah “menyeimbangkan kembali,”  jika ada kesalah pahaman atau kesalahan menilai, atau bertindak keliru, pada akhirnya, itu mungkin merupakan “ketidak-seimbangan.”

Namun yang bisa dilihat, dengan intervensi AS dalam urusan Asia-Pasifik, negara yang mengalami “ketidak-seimbangan” menjadi makin terlihat. Efek samping ini muncul lebih umum di Tiongkok dan hubungan interaktif Tiongkok dengan AS.

Rancangan dasar dari strategi AS ini dipromosikan untuk menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik. AS di satu sisi ingin berkerjasama dengan Tiongkok, meskipun tidak berbicara banyak tentang hal itu, dan setuju dengan tidak membawa hubungan superpower dengan Tiongkok dan mempertahankan situasi ini dari kerjasama dan berkompetisi.

Namun apa yang bisa dilihat karena terlalu berfokus pada bermain untuk keunggulan,  maka yang terjadi memperkuat dalam bidang militer dan keamanan, Jika ini dilakukan terlalu banyak, itu akan menciptakan ketidak-seimbangan.   

Dan ini semua yang bisa dilihat oleh masyarakat internasional, termasuk adanya kritik dalam negeri AS sendiri yang mengatakan, bahwa AS telah melakukan hal ini yang menyebabkan situasi demikian. Jika ini terjadi akan sunguh-sunguh tidak menguntungkan., dan hubungan Sino-AS akan hancur, dan situasi ini tidak dalam kepentingan AS.

Aspek lain adalah di mata banyak analis, Strategi AS “untuk menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” bukan hanya strategi militer, tetapi strategi nasional dimana militaer hanya salah satu bagian darinya. Ada juga berbagai aspek seperti ekonomi, politik, sistem aliansi dan diplomasi, tetapi AS hanya berfokus pada militer. Ini mencerminkan “ketidak-seimbangan” AS dalam mentalitas Asia-Pasifik.

Karena dalam benak AS hanya berpusat pada Amerika, sehingga menganggap kebangkitan dan berkembangnya Tiongkok telah merusak keseimbangan asli, sehingga berupaya mengguna beberapa cara dan metode aneh untuk mengembalikan keseimbangan yang ada dalam benak pikirannya. Sehingga menganggap legal bahwa segala permintaan Tiongkok yang wajar dipandang ketidak-seimbangan.

Ini oleh para analis tyidak benar, mengingat Tiongkok adalah negara yang terdiri dari 1,4 mliya populasi, AS seharusnya tidak bertindak irasioanil.AS manbur perselisihan di kaswasan ini, dan mengipasi apiu dan menciptakan kotakj-kotak. Dan mempercayai strteginya untuk keseimbangan namun kenyataanya akan menciptakan konflik. Maka logika Dubes AS di Tiongkok Cui Tiankai benar. AS ingin mengembalikan keseimbangan yang berpusat di sekitar pada dirinya, tapi prasyaratnya  adalah menyangkal kebutuhan keseimbangan yang wajar bagi Tiongkok dan negera-negara lain di kawasan ini, dan pada akhirnya ini adalah tidak realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun