Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menerawang Kerangka Kesepakatan Nuklir Iran (3)

5 Agustus 2015   08:11 Diperbarui: 5 Agustus 2015   08:11 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Desember 2014, Obama sekali lagi mengatakan kepada National Public Radio (NPR) AS, jika Iran bisa menyelesaikan masalah nuklir, dan “berhenti untuk menyebabkan kerusuhan di negara-negara tetangganya” . Ini akan menjadi “kekuatan regional utama yang sangat sukses.”

 

Analis Timteng melihat, sejauh mengenai isu nuklir Iran, kebijakan nasional AS diatur untuk suatu resolusi politik : mengakui Iran memiliki sejumlah kekuatan, dan memulihkan hubungan diplomatik normal dengan Iran. Sebab dengan cara ini AS akan dapat mengontrol Iran, dan membuat tidak menjadi ekstim serta tidak membuatnya marah. Di saat yang sama, tidak akan merusak kepentingan ekonomi AS di Iran, karena Iran merupakan pasar potensil yang besar, akibat sanksi banyak hal yang belum mampu dibangun.

AS dengan cara bertindak seperti ini, jika tidak bisa memperhatikan dan mempertahankan jenis keseimbangan lain akan menjadi pecundang dan akan kehilangan dengan mengerikan.

Pada 2013, ketika Hassan Rouhani menjabat presiden, hubungan AS-Iran terjadi titik balik. Bulan Nopember tahun yang sama setelah pihak negosiasi nuklir Iran mencapai kesepakatan awal. Reaksi Kongres AS membahas untuk mengimplementasikan sanksi lagi terhadap Iran. Menlu AS, John Kerry merasa ini tidak perlu.

Pada 9 Maret 2015, ketika program nuklir Iran memsuki masa kritis, 47 Senator AS merilis surat bersama yang menyatakan, setiap perjanjian nuklir yang ditandatangani Iran dengan pemerintahan Obama mungkin bisa dibatalkan oleh pemerintahan berikutnya.

Melihat situasi ini, beberapa analis melihat apa mungkin untuk mencairkan gunug es dalam sehari. Dengan permusuhan yang sudah berlangsung lama antara mereka, saling ketidak percayaan tidak mungkin bisa hilang dalam sehari, setahun atau 2 tahun. Juga dalam realitas obyektif dari hal ini bahwa dalam negosiasi nuklir Iran, AS selalu menentang keras dan sangat menuntut sampai hal-hal yang kecil dan detail untuk mengurangi ruang untuk kapasitas nuklir Iran yang dapat menuju penggunaan ke arah militer. Jadi sudah jelas kepercayaan timbal balik antara mereka akan memakan waktu yang lama untuk dibangun.

Negara-negara Di Timteng Lain Pengaruhi Isu Nuklir Iran

Saat ini masalah nuklir Iran merupakan salah satu inti masalah di Timteng. AS dan Iran bukannya satu-satunya yang berkepentingan langsung dengan masalah ini. Juga dipengaruhi oleh negara-negara Timteng lainnya seperti Israel, Mesir dan Arab Saudi.

Ulah Israel

Sejauh ini untuk masalah nuklir Iran, Israel yang menjadi musuh Iran lama, selalu bersikap tegas dan keras menuntut Iran agar menghentikan semua kegiatan nuklir dan benar-benar menghentikan program nuklirnya saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun