Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Drone UAV Pesawat Nirawak Alat Perang Masa Depan (4)

2 Juli 2015   04:32 Diperbarui: 2 Juli 2015   04:32 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iran Berhasil Menyergap RQ-170 Sentinnel

Pada 1 Mei 2011, AS berhasil membunuh Osama bin Laden menjadi kejutan dunia, tapi yang menarik perhatian dari angkatan bersenjata Iran adalah sepasang mata misterius di balik pembunuhan ini, yaitu UAV Lockheed Martin RQ-170 Sentinel dari militer AS.

Bagaimana UAV ini hingga bisa ditangkap oleh Iran? Belum lama ini Press TV, media resmi Iran secara ekslusif mengungkapkan rahasia penangkapan UAV militer AS tersebut.

Sebelum melakukan misi pembunuhan terhadap Osama bin Laden, RQ-170 Sentinel telah menyelinap ke Pakistan puluhan kali untuk mengamati rumah Osama bin Laden di Adbottabad. Hal ini tidak diketahui oleh angkatan bersenjatan Pakistan sepenuhnya berkat sifat siluman (stealth) dari UAV ini. Setelah media AS mengungkapkan RQ-170 Sentinel akan dikirim ke Afganistan lagi, maka angkatan bersenjata Iran dengan berani meluncurkan rencana penyergapan.

Dengan berhasilnya UV ini ditangkap dengan utuh selama melaksanakan misi oleh Iran, membuat AS jengkel. Karena semua rahasia dalam pesawat ini, seperti siluman dan semua perangkat yang ada dalam pesawat bisa digali dan ditangkap oleh Iran, hal ini yang tidak diinginkan dan membuat AS jadi risau dan jengkel sekali.

Pada 11 Mei 2014, Iran mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menjalin (copy) UAV militer AS RQ-170 Sentinel dan memamerkan pesawat UAV mereka yang mirip luar biasa dengan RQ-170 Sentinel dalam penampilannya. Ali Kahmenei, pemimpin tertinggi Iran, menghadiri pameran ini dihadiri oleh kerumunan besar pejabat lainnya dan share twitter serta gambar melalui medsos.

 

Upaya AS Dalam Pengembangan UAV

Upaya AS dalam pengembangan UAV oleh angkatan bersenjata AS tidak hanya teknik dan taktik, tetapi juga rancang bangun strategis. Dari laporan media,  dalam beberapa tahun terakhir, tidak sulit melihat UAV AS sudah ditempatkan di posisi-posisi yang menguntungkan di Asia. Menurut analisis,  rencana jangka panjang AS adalah untuk mencegah kenaikan kekuatan besar lainnya masih menjadi tujuan penting strategis dan selalu disesuaikan.

Sejak tahun 2000, Departemen Pertahanan AS telah merumuskan “Unmanned System Guide” (Petunjuk Untuk Sistem Tanpa Awak) hampir setiap dua tahun, dengan menyajikan rencana jangka panjang dan kebutuhan umum UAV. Yang terbaru “Unmanned Systems Integrated Roadmap FY 2013-2038” (Roadmap Sistem Integrasi Tanpa Awak Untuk Tahun 2013-2038), yang menyoroti ketika angkatan bersenjata AS berhadapan dengan musuh, UAV harus bisa menyesuaikan dengan otomatisasi yang lebih besar, kinerja yang lebih baik dengan effektifitas yang lebih tinggi.

AS selama ini memang telah mendapat manfaat dari UAV dalam perang anti-teororis. Tapi UAV hanya bekerja untuk negara-negara yang sistem pertahanan udaranya masih lemah, terutama untuk negara yang masih belum bisa menangkal atau mendeteksi pesawat siluman. Untuk negara-negara ini UAV dengan mudah dan tanpa hambatan menyelusup. Tapi AS akan menemukan kesulitan dan resiko besar jika berniat masuk ke udara negara yang pertahanan udaranya kuat, seperti Rusia dan Tiongkok.

Pada tahun 2009, Presiden Obama dengan bangga mengumumkan kebijakan untuk kembali ke Asia-Pasifik. Pada tahun yang sama penelitian dari angkatan bersenjata AS telah menyajikan teori operasional yang sama sekali baru yang disebut “Airsea Battle”(Peperang Udara-Laut).

Pada Januari 2012, Obama membuat laporan tentang strategi militer baru bernama “Sustaining US Global Leadership” yang memprioritaskan Pertahanan abad ke-21 yang mengusulkan Pentagon untuk menjawab kepada belasan negara “anti-access chalenge” (tantangan anti-akses), untuk mewujudkan tantangan ini perlu mewujudkan integrasi terpadu pertempuran udara dan laut, serta membentuk jaringan yang menguntungkan.

Saat ini konsep Pertempuran udara laut dalam proses perubahan terus-menerus. Namun dalam hal apapun, menyerang dengan UAV karena nir korban sebagai senjata yang digunakan untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran kecil dan terampil, jelas akan memainkan peran lebih penting dalam sistem peralatan senjata secara keseluruhan.

Saat ini angkatan bersenjata AS telah mengeluarkan Petunjuk Konsep Terpadu Pertempuran “Udara-Laut” versi 9.0, angkatan bersenjata AS dengan penuh semangat mempromosikan dan memperbarui pembangunan kontruksi tentara dan peralatan traksi (traction equipment).

Pada tahun 2013, angkatan bersenjata AS telah mencoba memiloti Northrop Grumman RQ-180 yang baru dan sudah diadakan perubahan penting.

Super X48C UAV Stealth Survellance mampun melancarkan serangan darat di ketinggi rendah secara diam-diam, tetapi juga bisa untuk transpot dan pengisian bahan bakar di udara.

MQ-8B Fire Scout UAV helikopter dapat digunakan untuk melakukan pengawasan, mengunci target dan meluncurkan serangan dengan akurat. Angkatan bersenjata AS sekarang sedang membahas kemungkinannya untuk ditugaskan di atas Kapal “Littoral Combat Ship” di kawasan Asia-Pasifik.

 

Pada bulan Mei 2013, Angkatan Udara AS berhasil menerbangkan dan memiloti X-51A Hypersonic UAV yang dilepas dari bawah sayap Pesawat B-52H Stratofortress, pada ketinggian 50 ribu feet (15 ribu meter) Selama uji terbang 6 menit, kecepatan yang tercepat mencapai 5 kali kecepatan suara, pada ketinggian 60 ribu feet (18.300 meter). Setelah diluncurkan dengan roket ke lintasan sub-orbital dari atmosfir atas, kecepatan maksimum bisa mencapai 20 kali kecepatan suara atau 28 ribu km per jam.

Biaya setiap HTV-2 (Hypersonic Technology Vehicles 2) yang sedang diuji angkatan bersenjata AS senilai US$ 308 juta. Mampu membawa lima ton persenjataan pada satu kali waktu.

 

X-37B UAV diluncurkan ke luar angkasa dengan roket . Kecepatan maksimum bisa mencapai lebih dari 25 kali kecepatan suara. Dan dapat menyerang kemana saja di permukaan bumi dalam satu jam, dan akan kembali ke bumi setelah mejalankan tugas secara otomtis. Ini dianggap sebagai prototipe untuk ‘perang bintang’ kelak.

Sebenarnya AS terus memegang prinsip sangat penting dalam mengembangkan senjata. Mereka ingin menjadi pemimpin , berharap untuk tetap memimpin sekutu mereka 5 sampai 10 tahun ke depan, dan untuk negara-negara sedang berkembang 15 hingga 30 tahun. Oleh karena itu selalu berusaha untuk memimpin dalam pengembangan teknologi senjata di dunia.

Awal tahun 2003, Departemen Pertahanan AS memulai proyek yang diberi nama “Joint Unmanned Combat Air System” (J-UCAS) atau “Gabungan Sistem Tempur Udara Tanpa Awak”, yang menuntut angkat bersenjata dan AU-AS bertempur bersama-sama pada tingkat yang berbeda dari strategi, dan taktik pertempuran untuk mengatur dasar integrasi dari UAV pada altitude tinggi, sedang, dan rendah. Sistem ini telah dimodifikasi dan ditingkatkan berkali-kali.

Untuk mempraktekan sistem ini, dan mengimplementasikan dalam praktek AU-AS telah merencanakan untuk membuat UAV hingga total menjadi 80% dari total pesawatnya pada tahun 2020.

Operasi Sistem Penggabungan Pesawat Udara Tanpa Awak  sekarang hanya sebuah konsep, terutama diatur berdasarkan pada sistem perang udara berawak. Oleh karena itu, di masa depan, perintah dan fungsi alarm (peringatan) akan dikembangkan ke arah UAV. Jadi jika perintah dan fungsi peringatan ditransfer ke UAV, maka itu berarti  UAV dengan kemampuan tempur udara yang kini sudah diciptakan akan berkembangan dengan tajam.

UAV yang kita lihat sekarang terutama untuk menyerang daratan dan kapal, dan perubahan besar dapat terjadi untuk masa depan. Dan UAV akan dikembangkan menjadi supersonik.

Banyak pengamat yang membayangkan dalam pertempuran masa depan, angkatan bersebjata AS akan memiliki pesawat pembom siluman tak berawak sebagai kekuatan serangan utama. Dan AS melakukan Operasi Sistem Penggabungan Pesawat Udara Tanpa Awak  dengan Global Hawk, Predator, RQ-180, X-37B, X-51 dan berbagai UAV mini lainnya yang dapat menembus jauh ke dalam wilayah musuh, membentuk modus operasional baru UAV luar angkasa untuk pengawasan, perang elektronik, serangan taktis, dan penyerangan taktikal ke dalam. Sementara itu UAV masih perlu digunakan bersama dengan MAV (pesawat udara berawak) serta berbagai kekuatan militer lainnya.

UAV biasanya mengambil tugas pengawasan daratan, serangan pendukung di darat dalam Perang Teluk, Perang Kosovo, Perangn Afganistan, Perang Irak dan Perang Sipil Libya, sangat membantu AS dan NATO memenangkan setiap pertempuran pada akhirnya. Beberapa penyusun strategi bahkan memprediksi bahwa pada abad ke-21, UAV sepenuhnya akan menggantikan MAV dan mengambil peran utama dalam medan pertempuran.

Laksamana Manazir (AL-AS) menyatakan : “Tidak diragukan lagi, kita membutuhkan generasi baru pesawat tempur untuk kapal induk untuk mempertahankan keunggulan AS atas lawan kita di medan perang.”

Menurut Navy League melaporkan AL-AS sedang meneliti X-47B Stealth untuk dikembangkan menjadi bomber tak berawak yang berbasis di kapal induk yang akan menjadi jauh lebih besar dari 20 ton X-47C yang ada sekarang hingga mencapai 35 ton, untuk peningkatan lebih besar dalam kapasitas untuk memuat bom.

Menurut Website AS “Inside Denfense”. Departemen Pertahanan AS melaporkan akan mulai penelitian dan pengembangan pesawat tempur generasi ke-6 untuk AU-AS pada tahun fiskal 2015, untuk menggantikan Lockheed Martin F-22 Raptor dan F-35 Joint Strike Fighter, termasuk proyek pengawasan dan penyeranganan udara dengan UAV untuk kapal induk AL-AS.

Dari perspektif perkembangan dunia saat ini, AS tidak dipungkiri sebagai negara yang teratas dalam observasi untuk UAV penyerang, UAV strategis, UAV yang paling berdaya tahan lama terbang, UAV Siluman sebagian berbasis untuk Kapal Induk. Bahkan beberapa UAV yang bisa menjangkau luar angkasa. AS menjadi paling terkemuka di dunia. Maka dari itu tidak heran, AS selalu berpegang bahwa kekuasaan yang menentukan segala sesuatu sebagai prinsip inti dari filosofi perang mereka.

Upaya negara lain Dalam UAV

Pada 21 Nopember 2013, Tiongkok berhasil melakukan uji-coba pesawat tempur UAV siluman dengan nama “Sharp Sword” yang penampakan luar terlihat seperti X-47B dan Dassault nEUROn. Bahkan Reaper Inggris telah mengadopsi struktur siluman.  Tiongkok telah tertarik mengembangkan UAV sejak 1960-an, dan hanya sampai 1994 baru mengadakan penelitian secara resmi dan melakukan pengetrapan pada “ Unmmaned WarHawk” (无人战鹰). Para ahli mengatakan ada tiga arah R&D utama untuk UAV saat sekarang.

Yang pertama, untuk “pengawasan dan serangan”(survaillance & attack) UAV, yang kedua, UAV pengintai taktis untuk altitude tinggi seperti “Global Hawk” AS dan “Heron” Israel. Yang  ketiga, Pesawat terbang UAV stealth seperti X-47B UCAV.

Mengurut website New Zealand “Adelaide Wacker Daily” dalam pameran, Tiongkok akan membuat pesawat tempur ke-6 generasi Pterosaurus UAV untuk mempersenjatai PLA. Dilaporkan Pterosaurus UAV berbobot 1.1 ton dan dapat sekali terbang lebih dari 4.000 km dengan daya tahan penerbangan sekitar 20 jam dengan beban bom 200 kg. Juga dilengkapi dengan KD-10 Laser Guide Bom dan LS-6 GPS Guided Bomb buatan Tiongkok.

Tapi jaringan satelit militer Tiongkok masih belum lengkap dan ini ynag akan membatasi area operasional jangka panjang UAV Tiongkok. Menurut laporan, Tiongkok berkomitmen untuk mempersenjatai pasukannya, jadi masalah tersebut cepat atau lambat akan diselesaikan.

Kini R&D untuk UAV Tiongkok saling kejar kejaran, para pengamat  militer melihat AS dan Tiongkok telah mengembangkan UAV dengan sangat cepat. Untuk perkembangan Tiongkok dapat dilihat dari Airshow Zhuhai jumlah contoh prototipe UAV dari 7 ke 25 dari 2008 -2010.

Sekarang hanya ada tiga negara yang mampu mengembangkan UAV siluman, Yaitu AS, Rusia, Tiongkok.

Tapi AS yang memiliki teknologi  paling maju dan memiliki seri yang paling lengkap dari UAV di dunia. Selain itu juga memiliki konsep yang maju secara keseluruhan dalam pengembangan UAV, perencanaannya sudah dilakukan lama. Jadi tidak membolehkan AD dan AU untuk memakai UAV menurut kehendaknya, sebaliknya telah dibuat rencana keseluruhan untuk UAV bagi senjata militernya. Selama periode pembangunan secara keseluruhan telah membuat lompatan teknologi di tiap titik praktis untuk membuat batch besar-besaran model baru. Dari perspektif ini, banyak negara mempelajari konsep pengembangan UAV dari AS.

Ahli strategi AS, John Wip memperkirakan bahwa pengembangan UAV militer Tiongkok telah banyak berubah dalam moda operasional pasukan PLA. Dengan kata lain, Tiongkok menyadari akan lebih mengandalkan UAV dalam serangan daratan, dan supremasi radar.

Selain itu Tiongkok akan mendirikan angkatan udara tak berawak yang kuat dalam waktu dekat ini. Kata para pengamat militer. Beberapa komentator percaya bahwa banyak negara-negara di seluruh dunia begegas untuk mengembangkan UAV. Tapi mereka juga meragukan apakah AS mampu menrapkan drone untuk 80% AU-nya masih dipertanyakan.

Pengamat militer melihat, AU-AS berharap untuk menggunakan 80% UAV dalam peperangan atau menggunakan sebagai pendukung senjata. Tapi kelihatannya tidak akan ter-realisasi pada saat ini. Oleh karena itu, penggunaan UAV dan MAV akan masih menjadi modus AS di masa depan. AS juga masih jauh untuk bisa menggantikan UAV sebagai senjata mayoritas.

Dalam keseluruhan abad ke-20 ke abad ke-21, AS telah unggul dalam modal dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Tidak diragukan lagi UAV akan menjadi kekuatan penting dalam peperangan di masa depan, dan akan membawa moda operasional gaya baru.

Oleh karena itu, persaingan untuk UAV yang diwakili AS di dunia akan semakin sengit.

Penutup

Bila kita bayangkan, betapa bermanfaatnya jika dana dan energi yang dicurahkan untuk proyek perang ini dialihkan dan dimanfaatkan untuk proyek kemanusiaan lain yang lebih memberi kehidupan dan perdamaian bagi umat manusia dunia. 

Marilah kaum pasifis dunia mau bersatu padu untuk menggalang kekuatan untuk membelokkan kegiatan ini untuk perdamaian dan kesejahteraan umat dunia. Semoga ........

( Habis)

 

Sumber : Media Tulisaan & TV Luar Negeri

http://www.4erevolution.com/en/ravitaillement-en-vol-drone-x-47b/

http://www.navy.mil/submit/display.asp?story_id=86710

http://www.army-technology.com/projects/shadow200uav/

http://www.airforce-technology.com/projects/neuron/

http://www.boeing.com/features/2013/04/bds-x48c-04-24-13.page

http://www.gizmag.com/nasa-x48c-blended-wing/26010/pictures#3

http://leaksource.info/2013/12/07/details-on-new-classified-rq-180-stealth-spy-drone-being-tested-by-us-air-force-at-area-51/

http://www.space.com/20967-air-force-x-51a-hypersonic-scramjet.html

http://foxtrotalpha.jalopnik.com/irans-flying-rq-170-sentinel-copy-is-more-rc-toy-than-d-1658054647

http://theaviationist.com/category/captured-stealth-drone/

http://thediplomat.com/2012/08/russia-china-americas-supersonic-missile-race/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun