Pada Januari 2012, Obama membuat laporan tentang strategi militer baru bernama “Sustaining US Global Leadership” yang memprioritaskan Pertahanan abad ke-21 yang mengusulkan Pentagon untuk menjawab kepada belasan negara “anti-access chalenge” (tantangan anti-akses), untuk mewujudkan tantangan ini perlu mewujudkan integrasi terpadu pertempuran udara dan laut, serta membentuk jaringan yang menguntungkan.
Saat ini konsep Pertempuran udara laut dalam proses perubahan terus-menerus. Namun dalam hal apapun, menyerang dengan UAV karena nir korban sebagai senjata yang digunakan untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran kecil dan terampil, jelas akan memainkan peran lebih penting dalam sistem peralatan senjata secara keseluruhan.
Saat ini angkatan bersenjata AS telah mengeluarkan Petunjuk Konsep Terpadu Pertempuran “Udara-Laut” versi 9.0, angkatan bersenjata AS dengan penuh semangat mempromosikan dan memperbarui pembangunan kontruksi tentara dan peralatan traksi (traction equipment).
Pada tahun 2013, angkatan bersenjata AS telah mencoba memiloti Northrop Grumman RQ-180 yang baru dan sudah diadakan perubahan penting.
Super X48C UAV Stealth Survellance mampun melancarkan serangan darat di ketinggi rendah secara diam-diam, tetapi juga bisa untuk transpot dan pengisian bahan bakar di udara.
MQ-8B Fire Scout UAV helikopter dapat digunakan untuk melakukan pengawasan, mengunci target dan meluncurkan serangan dengan akurat. Angkatan bersenjata AS sekarang sedang membahas kemungkinannya untuk ditugaskan di atas Kapal “Littoral Combat Ship” di kawasan Asia-Pasifik.
Biaya setiap HTV-2 (Hypersonic Technology Vehicles 2) yang sedang diuji angkatan bersenjata AS senilai US$ 308 juta. Mampu membawa lima ton persenjataan pada satu kali waktu.
Sebenarnya AS terus memegang prinsip sangat penting dalam mengembangkan senjata. Mereka ingin menjadi pemimpin , berharap untuk tetap memimpin sekutu mereka 5 sampai 10 tahun ke depan, dan untuk negara-negara sedang berkembang 15 hingga 30 tahun. Oleh karena itu selalu berusaha untuk memimpin dalam pengembangan teknologi senjata di dunia.
Awal tahun 2003, Departemen Pertahanan AS memulai proyek yang diberi nama “Joint Unmanned Combat Air System” (J-UCAS) atau “Gabungan Sistem Tempur Udara Tanpa Awak”, yang menuntut angkat bersenjata dan AU-AS bertempur bersama-sama pada tingkat yang berbeda dari strategi, dan taktik pertempuran untuk mengatur dasar integrasi dari UAV pada altitude tinggi, sedang, dan rendah. Sistem ini telah dimodifikasi dan ditingkatkan berkali-kali.