Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dilemma AS dalam Mengeleminasi ISIS (3)

14 Juni 2015   15:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Proyek ini terdiri dari dinding dan kanal, yang akan meliputi 40 sentra menara pengawasan, 5 lapis penjaga tanggul pasir pagar defensif, radar dan monitor pengawasan, yang terdiri dari 10 unit kedaraan pengintai surveilans yang masing-masing dilengkapi dengan SPEXER Radar, video, termal dan teropong malam (NVG). (Spexer radar : Radar darat yang menggunakan (AESA) operasional pengawas darat dengan pindai aktif elektronik array teknolgi serta inovatif digital beam forming (DBF) teknologi.)  

Negara lainnya yang memerangi ISIS adalah Turki, pada 14 Mei, Menlu Turki--Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa serangan udara saja akan tidak cukup untuk sepenuhnya memberantas ISIS, ia menyerukan untuk diambil langkah-langkah yang lebih spesifik untuk menyerang ISIS.

Tetapi, saat terjadi pertempuran sengit antara Kurdi dan ISIS di perbatasan Turki dan Syria pada Oktober tahun lalu, ketika Turki dihadapkan harus mengambil keputusan apakah membantu atau tidak orang-orang Kurdi melawan ISIS, ternyata Turki tidak bisa mengambil keputusan.

Beberapa negara sekitar Arab diserukan untuk mengirim pesawat tempurnya dalam rangka mengambil bagian dalam operasi militer GCTF, tetapi dalam kenyataannya, mereka lebih memperhatikan hal-hal yang mereka pedulikan. Misalnya negara seperti Arab Saudi, Qatar, Turki dan Yordania mungkin mereka lebih perduli menghancurkan Syria. Itu yang menjadi perhatian utama mereka. Dan mungkin mereka lebih perduli dengan bagaimana menangkal munculnya pengaruh Iran, setidaknya itu yang menjadi keperdulian utama, dibandingkan dengan bagaimana mengeliminasi ISIS.

Situasi yang lebih gawat adalah seluruh negara anggota GCTF, terlepas dari beberapa negara yang berpartisipasi dalam apa yang dianggap serangan udara taktis, hampir tidak ada negara yang bersedia untuk menyebarkan pasukan daratnya. Menggabungkan kekuatan dengan didasari dukungan moral murni atau suatu aliansi yang lemah, mungkin akan sulit untuk memobilisasi setiap saat.

Seperti kenyataan yang ada sekarang, keberadaan ISIS sudah menjadi ancaman komprehensif bagi negara-negara sekitarnya, tapi dari mana motivasi dan kemauan untuk menghancurkan itu berasal? Hal itu menjadi masalah yang sangat besar. Dalam situasi sekarang, jika meminta Iran untuk mengirim pasukan darat untuk menghabisi ISIS, Iran akan berpikir bahwa ini adalah masalah Arab, dan karena ISIS belum menyerang territori Syiah di Iran, maka orang Arab harus dapat menangani sendiri.

Jika ingin Yordan dan Arab Saudi untuk melakukannya, mereka akan berkata: “Maaf” tapi ISIS belum menyerang wilayah kita. Kami telah melakukan apa yang kami bisa. Kami telah mengirim pesawat dan telah melakukan pengorbanan. Jika minta bantuan Turki, Turki akan mengatakan itu adalah masalah Arab. Jika bertanya kepada pemerintah Syria, mereka akan mengatakan;”Maaf, tapi mereka coba menggulingkan kita, kita tidak bisa mengendalikan situasi.” Jika meminta pemerintah pusat Bagdad, mereka akan mengatakan: “Maaf, tapi kelompok ini berkembang dan tumbuh kuat di Syria. Kita tidak bisa menangani mereka.”

Saat ini tidak ada satu negara atau kekuasaan yang memang benar-benar mencoba untuk membendung kemajuan penguasaan darat oleh ISIS yang terus berekspansi bagi semua pihak. Kekuatan ini masih belum ada. Maka dari itu, walau bagaimanapun ekstrimnya kelompok ini (ISIS) akan terus eksis untuk jangka waktu lama.

AS juga mengalami kesulitan dalam menyerang ISIS, “Apakah musuh dari kawan saya itu benar-benar musuh?” Dalam daftar GCFT yang dipimpin AS, beberapa negara telah memunculkan diri, tetapi tidak melakukan banyak, dan tidak memainkan peran satupun yang substansial. Yang bisa memainkan peran kunci dalam serangan terhadap ISIS, seperti Rusia, Iran dan Syria, bukan anggota dalam forum ini. Hal ini yang menjadi satu masalah besar yang dihadapi CGTF.

Dengan ISIS terus bertumbuh besar, apa strategi AS untuk jalan keluar untuk ini ?

Peran Rusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun