Mohon tunggu...
Mais Nurdin
Mais Nurdin Mohon Tunggu... Penulis - https://www.sangfajarnews.com

Menulis adalah bagian dari perlawanan yang efektif dan efisien di era globalisasi. Salam Hormat Bung Mais ( https://www.bungmais.com )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Bukan Jodohku

12 April 2020   16:11 Diperbarui: 27 Desember 2021   09:10 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Nurul Islamiyah Tawil. Sumber : sangfajarnews.com

Suasana saat itu sudah mulai cair karena aku sudah bisa menguasai perasaanku, tapi aku masih merasa enggan dan malu-malu kepada nhur. Ada rasa ingin berkenalan lebih jauh dengannya namun waktu tak memungkinkan. Maka jalan satu-satunya saat itu adalah dengan meminta nomor handphonenya. Aku mengumpulkan keberanian untuk meminta nomor handphonen dia, tapi aku masih skeptis dengan semua itu dan aku memutuskan harus bisa dapatkan nomor handphonenya.

"owh yaa.., bisa minta nomor handphonenya...?" tanyaku sambil senyum terindah sebisaku. nhur hanya tersenyum sambil mengangkat alis kanan keningnya.

Aku langsung pulang setelah berpisah dengan nhur, hari itu terasa sangat bahagia. Aku merasa bahwa tak ada kebahagian yang pernah ku alami sebelumnya. Nhur selalu ada dalam ingatanku dan sangat sulit untuk menghilangkannya, hari itu benar-benar aku sedang dilanda oleh kasmaran yang telah memunculkan rasa dan rasio dalam diriku.

Ditengah-tengah kebahagiaan yang kurasakan saat itu, aku teringat kata-kata seorang motivator cinta yakni Ronal Frank. Dia mengatakan bahwa tipe wanita ada tiga macam, dia mengibaratkan seperti lampu lalu lintas yakni warna merah, warna kuning, dan warna hijau. Kata-kata dari Ronal Frank inilah yang telah membangkitkan rasa percaya diriku yang tadinya sempat hilang dari sukma.

Aku langsung menghubunginya dan mengajaknya untuk ketemuan di Taman Kota yang kebetulan hari itu, ialah hari rabu, dia tidak menolak ajakanku sehingga tanpa sadar aku melompat-lompat kegirangan bagaikan orang gila yang sedang senang. Aku tidak sabar lagi menunggu waktu malam tiba untuk bertemu dengan sang primadona idaman yang sedang menduduki singasana kerajan hatiku.

Malampun tiba, aku langsung mandi dan bersiap-siap pergi ke tempat janjian akan bertemu, sebelum pukul 19:00 aku sudah berada di tempat janjian. Akupun menghubunginya dan ternyata dia sementara dalam perjalanan, dia juga mengatakan kalau saat itu langit sedang mendung. Ada rasa berdebar, resah, yang membara menunggu kedatangannya, rapalan doa pun kurentangkan, berharap hujan tak berperan sebagai penghalang... dan... 

Beberapa menit menunggu akhirnya diapun tiba dan mengagetkanku dengan sapaannya. "Hai... maaf sudah membuat kamu lama menunggu"

"Biasa aja kalli sahutku" sambil tersenyum dan berusaha mungkin perlihatkan sikap wibawa. Dalam hatiku, dia.. malam itu bagaikan bidadari yang turun dari khayangan, tatapan mataku seakan-akan tidak ingin menatap ke arah lain selain kewajahnya yang sangat lugu, cantik, dan rupawan itu. Aku melontarkan kata  lelucon padanya.

"Nhur, kamu itu ternyata orangnya biasa.. tapi, pandangan orang sangat luar biasa memandangmu". Dia mencubit pinggangku sambil tersenyum sehingga menambah kebahagiaan pada malam itu. Waktu kami malam itu hanya hampir habis bertatap-tatapan sehingga tak terasa waktu telah menujukan pukul 23:50.

Disela perbincangan ringan kami, diam-diam akupun mulai merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat dan paragraf cinta yang romantic tuk ku ungkapkan padanya.

"Nhur disetiap kali kamu mengedipkan mata dan tersenyum, terasa ada yang berdebar dalam jiwaku sehingga membuat pikiranku tidak mampu lagi berpikir untuk  merangkai kata dan kalimat cinta yang bukan sekedar kata-kata melainkan air mata pun tak sangup menerjemahkannya, sehingga aku hanya bisa mampu mengucapkan satu kalimat indah yang tidak bisa tertandingi oleh kata apapun".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun