Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Posesif

28 Oktober 2022   11:10 Diperbarui: 28 Oktober 2022   11:28 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiroko mengernyit bingung, tapi ia mengangguk. "Selamat ulang tahun, kami ucapkan. Selamat panjang umur, kita kan---" Ia mulai bernyanyi dengan suara bariton, dan terus melanjutkan dengan lagu tiup lilin. Megumi segera mengembus lilin ulang tahunnya lalu memotong kue dan memberikan pada Hiroko.

Pria itu memakannya sedikit. Gadis di sebelahnya berdiri dan menyalakan sebuah lilin besar yang terletak di tepi meja. Suasana semakin romantis. Membuat Hiroko merasa tak nyaman dan canggung. Ia ingin segera pulang, tapi tak ingin melukai hati Megumi.

"Ayo, kita makan. Aku sengaja menyewa taman ini khusus untuk kita berdua," ujar Megumi sambil menuang makanan ke piring poselen. Lalu ia membuka sebotol anggur dan menuangnya ke gelas bertangkai. "Ini hari ulang tahunku, tak apa merayakannya sedikit dengan anggur," katanya menyerahkan gelas ke tangan Hiroko. "Mari kita bersulang."

Hiroko menerima dan mendentingkan ujung gelasnya ke gelas Megumi. "Selamat ulang tahun sekali lagi, Meg, semoga panjang umur, sehat dan bahagia selalu," ucapnya dan menenggak separuh anggurnya.

Megumi menggeleng sedih. "Ini akhir umurku, Hiro. Aku ingin pergi di hari bahagiaku."

Hiroko mengernyit. Dadanya terasa panas dan napasnya mulai tersengal-sengal. "Apa maksudmu, Meg?" tanyanya berusaha mengatur napas.

Gadis itu menghela napas panjang. "Aku sudah capek menjagamu, Hiroko. Selalu ada gadis lain yang mendekatimu. Sudah tiga orang yang kusingkirkan, aku tak mau semakin banyak menanggung dosa. Kupikir lebih baik kita pergi bersama, dengan begitu kau akan selalu bersamaku."

Pria tampan di sampingnya membelalak. "Maksudmu? Jadi, Harumi...?"

Megumi mengangguk sedih. "Aku sudah mengingatkannya untuk menjauhimu. Dia tidak mau mendengar saranku. Lalu kudorong dia dari lantai atas kampus."

"Tapi...?" Hiroko ternganga tak mampu berkata-kata.

"Aku mencintaimu, Hiroko. Tidak ada gadis lain yang boleh memilikimu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun