Aku jadi ingat kamu. Saat di mana pertama kita bertemu. Aku dapat tugas kerja ke kotamu untuk beberapa tahun. Aku berangkat dari rumah pagi sekali, baru sampai kotamu sekitar jam 9 malam. Sendiri mengendarai mobil pribadi.
"Kamu jaga diri di sana ya! Ingat, di sana buat kerja!" Pesan Ibu yang lebih seperti sebuah ancaman.
Â
Untuk melepaskan lelah, aku istirahat di mobil yang diparkir dekat alun-alun. Rencananya aku mau kontek seniorku nanti, sengaja datang lebih awal dari jadwal. Baru beberbapa menit aku memejamkan mata. ada yang mengetuk kaca mobil.
"Maaf kak, mau saya temani," katamu waktu itu.
Tentu saja aku kaget. Siapa kamu, baru ketemu sok akrab. Tentu aku curiga, jangan-janagn kamu sindikat tertentu. Aku mau menuduh kamu wanita gak benar juga, ya takut salah. Setidaknya busanamu mencerminkan wanita baik, walau dandanamu cukup menor untuk usiamu dan tatapan cukup nakal. Entah karena aku lagi kelelahan, aku mengiyakan saja. Kamu buka pintu, dan duduk di sampingku. Maafkan ya, Bu!
"Kok, banyak banget bawa barang-barang. Kabur dari rumah," kamu agak terheran-heran melihat seisi mobilku penuh dengan buku-buku, berkas dan beberapa peralatan yang ibu susupkan ke sana.
"Iya kabur, gak dapat warisan," jawabku sembari tersenyum.
"Serius, kak?!"
"Enggak eh, aku bercanda," kataku ringan. Kamu mengangkuk, tersimpul senyum.
"Aku Ratna kak," katamu memperkenalkan diri.
"Aku Tanto. Kamu lagi apa di sini? Kok malam-malan mejeng di sini?"
"Kerja?!"