Mohon tunggu...
Nurul MahruzahYulia
Nurul MahruzahYulia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ordinary Girl

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persimpangan Jalan

30 Agustus 2020   22:15 Diperbarui: 30 Agustus 2020   22:37 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yah, aku paham arah pembicaraan perempuan cantik di depanku ini, hanya saja aku berusaha sedikit nonsense, agar suasana tidak terlalu mencekam.

“Eh, iya-iya, kenapa tiba-tiba?” jawabku setengah meringis semanis mungkin.

“Aku udah nggak kuat ndut, aku udah cukup sakit”

Dia menghela napas dengan berat, matanya menatap langit-langit rumah ini. Perlahan dia mengambil gelas teh di meja dan menyesapnya sedikit.

“Lalu bagaimana dengan Rey?” Tanyaku sedikit pelan.

“Entahlah,” ia mencoba mengalihkan pandangan ke sudut ruang tamuku. Dengan perlahan ia meraih tisu yang terletak di samping tehnya. Lalu mengusapkannya di atas rona pipi dan sudut matanya. Dan di saat itu pula terdengar suara yang cukup nyaring dari kamar sebelah ruang tamu. Dentuman bas dan sedikit gendang cukup mewarnai pembicaraan kami.

“Sepupuku, yang takut hujan itu loh, ” jelasku untuk menjawab sorotan matanya yang menyiratkan tanya.

“Aku lelah, beradu pendapat dengan Mas Bram. Ia semakin kuat mengajak kami pindah. Padahal, kamu tahukan, kenapa aku tidak bisa pindah ke rumah orang tuanya? Tapi Mas Bram, seperti tak mau mengerti” tuturnya lagi dengan mata yang berkaca-kaca.

“Kamu sudah coba lagi? Siapa tahu itu cuma perasaan saat itu ajah,” tanyaku setengah meyakinkan.

“Nggak Ndut, tiap kali aku ke sana, semua ingatan itu kembali muncul. Apalagi saat malam hari, aku nggak bisa tenang di kamar, sesak, aku kembali mendengarkan teriakan-teriakan ku sendiri di masa itu, ” ia menghela napasnya dengan cukup dalam.

“Ehm, begitu yah,” timpalku yang bingung harus merespon apa. Beberapa hari yang lalu, aku memang berhasil mencegahnya. Tapi nyatanya, rumus yang pernah kuberikan, tidak mampu menyelesaikan soal yang ia hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun