lagu-lagu syahdu ikut serta didendangkan di ruang gelap dan pengap
juga puisi-puisi tentang angka 17 dituliskan dengan megah tanpa darah
di atas kertas bersih dengan tinta berwarna merah saga
serta, lomba warisan Belanda hendak digelar bersama canda tawa
semuanya telah menjelma ritual yang tak pernah lesap
berembus, merisikkan dedaunan di pekaranganmu
yang seakan berbinar-binar, dan aku yakin kau pun mengetahuinya
dan sungguh sayang, selia
semua itu tak mengubah keadaan panjang sejak dulu, bukan
lihatlah bibir kran di tempatku, tetap saja mengering saat senja tiba
bahan bakar rakyat langka seperti ada yang meminumnya,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!