Sepeninggal Almarhum Ibu, Ayah tinggal sendiri. Anak-anaknya bergantian untuk menginap di rumah Ayah.
"Hariini Aku libur, jadi bisa maksimal bantu Ayah untuk mempersiapkan sesuatunya ke Rumah Sakit" kataku sambil terus membujuk Ayah agar mau di rawat di Rumah Sakit.
Lama ia berpikir, sambil duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Apa yang Ayah pikirkan sebenarnya?" tanyaku penuh selidik. Aku tahu ada beban pikiran yang membuat Ayah jadi sakit. Semua penyakit berawal dari beban pikiran.
 "Ayah... Ayah ingat tidak, pesan dari seorang praktisi kesehatan sekaligus ulama yang mengatakan hampir semua penyakit yang kita derita berawal dari pikiran? " tanyaku sambil membuka ingatan Ayah.
Ayah mengangguk mengiyakan.
Pelan tapi pasti ia ceritakan semua keresahan yang menjadi pikirannya selama ini, ku dengarkan dengan seksama. Sambil tanganku memijit punggung badannya, ku coba membantu Ayah untuk mengingat Allah dan berusaha agar Ayah melepaskan beban pikirannya.
"Ingat Yah... dengan berdzikir mengingat Allah maka hati menjadi tenang. Itu janjiNya dalam Al-Qur'an" kataku tanpa bermaksud menggurui.
Sesekali ia memegang perutnya yang terasa sakit.
"Nah... sekarang siap-siap yuk kita ke Dokter" Ajakku
Ayah mengangguk, segera ku siapkan pakaian ganti dan beberapa alat mandi serta sesuatu yang diperlukan saat di Rumah Sakit.