Mohon tunggu...
Mahmudin Bm
Mahmudin Bm Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari dua anak

Menulis, membaca, olahraga, MC dan mendongeng

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah

29 Oktober 2022   05:30 Diperbarui: 29 Oktober 2022   06:38 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkahku menuju tempat kamar mandi di ujung ruangan, berwudhu kemudian salat malam dua rakaat. Tak lupa ku berdoa, munajat untuk kesembuhan dan kesehatan Ayah.

...................................

20 tahun kemudian

Hujan yang mengguyur kota Depok semalam membuat warga di daerah Cimanggis enggan untuk bergerak bangun terlebih hari itu hari libur.

Jalan masih basah, angin sejuk menerpa wajahku selepas salat subuh di Masjid. Kakiku melangkah ke kediaman Ayah, yang tak jauh dari Masjid. Setelah ku buka pintu gerbang, ku ketuk pintu depan sambil mengucap salam.

Pintu dibuka Ayah dengan berjalan tertatih-tatih, sudah tiga hari ini Ayah sakit. Yang dirasakan ketika mau makan selalu mual, hingga tak ada satu pun makanan yang masuk.

Ku raih tangan Ayah dengan takzim ku cium tangannya.

"Ayah... hari ini kita periksa ke Dokter ya" ajakku

"Tak usah Nak, besok juga sembuh kok"

" Sembuh bagaimana Yah? Lihat wajah Ayah masih pucat, Badan kian kurus akibat makanan tak ada yang masuk. "

"Kalau Ayah di rawat di Rumah Sakit, kan bisa terjaga dan makanan bisa di bantu dengan air infus" ucapku memberi argumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun