Bahkan penemuan vaksin sputnik V ini dihubung-hubungkan dengan proses pemilihan Presiden Amerika yang segera akan dilaksanakan di bulan November depan.Â
Kita semua tahu, pemilihan Presiden Amerika akan menentukan pertarungan geopolitik ke depannya. Itulah mengapa pilpres di sana begitu menarik perhatian dunia.
Di Amerika sendiri terjadi gejolak politik. Trump menggunakan politik vaksin untuk menyelamatkan posisinya sebagai presiden. Maklum posisinya kini di ujung tanduk.Â
Dalam beberapa survei, Trump kalah bersaing dengan lawannya Biden, yang mantan wakil presiden di era presiden Obama. Salah satu sebabnya adalah karena Trump dianggap tidak becus menangani Corona di Amerika yang menjadi negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia sampai dengan saat ini.
Di sisi lain, Trump dalam berbagai kesempatan mengatakan akan segera menghasilkan vaksin sesegera mungkin sebelum pergantian tahun 2021.Â
Sebuah pernyataan yang terasa sedikit ambisius. Entahlah, apakah pernyataan itu memang benar-benar sesuai dengan kenyataan atau hanya bualan untuk menguatkan posisinya pada pemilu yang sudah di depan mata.
Inilah politik. Corona memang hari-hari ini banyak yang mempengaruhi dinamika politik di beberapa negara. Bukan hanya Amerika, sebut saja kasus di negara Israel, Lebanon dan yang sedang hangat-hangatnya adalah demonstrasi besar-besaran di negara Belarusia.Â
Ada andil besar Corona pada meningkatnya eskalasi politik di negara-negara tersebut. Pemerintah dianggap tidak becus menangani kasus Corona di negara-negara tersebut. Indikasinya adalah semakin menyebarnya virus yang membuat macetnya perekonomian.
Bicara tentang politik, tidak bisa dipisahkan dengan apa yang disebut hasrat akan kekuasaan (will to power). Dari dulu sampai sekarang, hasrat akan kekuasaan ini selalu menjadi sumber masalah di masyarakat.
Kita bisa perhatikan dalam sejarah. Peristiwa-peristiwa besar di negara kita, seperti peristiwa G 30S PKI dan peristiwa reformasi 98, semua bermula dari peralihan kekuasaan yang terjadi. Para pemimpin saling berebut untuk berkuasa. Lalu terjadilah konflik. Siapa yang rugi? Masyarakat pastinya.Â