Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meramal Peruntungan di 2019, Andai Aku adalah Lelaki yang Bersama VA

15 Januari 2019   09:56 Diperbarui: 15 Januari 2019   10:18 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2019 dibuat geger oleh terciduknya Artis VA dan seorang model berinisial AS di kamar sebuah hotel di Surabaya bersama dengan seorang pengusaha berinisial R. Sebelumnya malah berita duka yang terjadi menjelang malam pergantian tahun dengan dahsyatnya tsunami di Selat Sunda dan Lampung yang memakan banyak korban jiwa dan terluka.

Berita-berita buruk yang kurang mengenakkan terus saja terjadi di awal tahun ini. Amukan alam berupa angin puting beliung melanda wilayah Bandung dan baru saja saya membaca berita puting beliung juga telah memporak poranda wilayah Jember Jawa Timur.

Saya tidak ingin membahas fenomena-fenomena alam yang terus saja terjadi seolah wujud peringatan dari Sang Maha Kuasa. Tapi rasanya jadi penasaran juga dengan peruntungan bangsa ini di tahun yang penuh peristiwa. Terkait dengan hajat besar Pemilu yang akan segera datang untuk memilih pemimpin-pemimpin negara.

Untuk kasus VA sebenarnya bisa dibilang kasus yang sudah sering kali terjadi. Kepolisian merazia hotel dan berhasil memergoki pasangan tanpa ikatan resmi ataupun pekerja seks sedang bermesraan dengan pelanggannya di kamar rasanya sering kita lihat beritanya di televisi. Yang menjadikan kasus ini menarik sebenarnya adalah status VA yang seorang artis. Wajahnya demikian familiar kita lihat di layar kaca sehingga mengundang rasa penasaran hingga perdebatan di antara netizen yang pro dan kontra di tanah air.

Saya tidak ingin menyalahkan salah satu baik yang pro maupun kontra karena pasti masing-masing punya alasan. Dan kalaupun mungkin pembahasan saya cenderung membela ini bukan berarti saya ada modus untuk menarik hati VA, karena saya tidak kenal dekat dengannya, hanya sering melihat penampilannya di televisi. Lagipula saya bukan siapa-siapa dan tidak mungkin juga tertarik dengan VA. 

Artis cantik berambut kecoklatan ini memang memiliki kulit putih dan senyum menawan apalagi pose tubuh sintalnya yang kerap dibungkus dengan pakaian sexy cukup menggoda mata yang memandang foto-foto miliknya yang bertebaran di internet. Maaf ini saya tidak sedang memuji atau tertarik dengannya lho ya.

Saya hanya merasa ada sesuatu yang kurang adil dalam perlakuan masyarakat penikmat gossip, media massa dan penyidik polri dalam memperlakukan VA. Karena mereka semua tidak pernah seantusias ini menyikapi kasus prostitusi yang dilakukan oleh "masyarakat biasa bukan artis" sebelumnya. 

Selain itu pengusaha teman kencan VA ataupun pelanggan lain yang di duga melibatkan pengusaha-pengusaha dan orang penting tidak diusut sedalam VA. Entah apa pula alasannya atau mungkin dianggap kesalahan memang murni hanya melibatkan VA saja.

Memang sih, status VA saat ini baru sebagai saksi korban dan tidak ditahan sama halnya dengan sang pengusaha yang langsung dibebaskan usai penangkapannya. Tapi VA tidaklah seberuntung R karena penyidik masih terus menggali keterangan tentang VA dan mucikarinya. 

Kabar terbaru malah mengatakan status VA bisa jadi berubah menjadi tersangka seiring ditemukannya fakta baru yang menyebutkan  VA ternyata telah memakai 6 mucikari dan terlibat jaringan prostitusi kelas atas sampai ke Singapura. Sangat berbeda perlakuannya dengan R dan pelanggan VA lainnya yang bisa dibilang bebas murni karena tidak ada penyelidikan dan pengungkapan identitasnya lebih jauh di media massa nasional.

Saya jadi tertarik untuk berandai-andai. Seandainya saya adalah lelaki yang bersama VA pada malam itu bagaimana peruntungan saya untuk tahun 2019 ini ya. Saya akan mencoba meramalnya.

Sebagai peramal amatir maka saya harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Pertama tentu saja ponsel untuk mencatat gambaran "vision" dari penerawangan yang saya dapatkan. Berikutnya segelas air putih, segelas teh, segelas kopi susu dan sepiring makanan kecil boleh apa saja diletakkan di atas meja. 

Kemenyan rasanya tidak perlu karena saya kurang begitu suka dengan baunya lagi pula sudah kuno jika menggunakan barang tersebut untuk ritual ini. Saya lebih cenderung menggunakan pengharum ruangan keluaran terbaru untuk menyegarkan suasana.

Lalu air minum dan makanan yang sudah disiapkan untuk apa. Tentu saja untuk minum dan makan saya, masa buat sesaji, mubazir rasanya. Lagi pula saya kan peramal amatir masih suka terganggu dengan lapar dan haus jika sedang menulis. Hehehe.

Mari kita mulai saja. Untuk dapat membooking VA saya harus menyediakan uang dulu 80 juta. Kalau dari uang sendiri rasanya tidak mungkin secara gaji bulanan yang diterima saja sering kali tidak utuh karena sudah dipotong hutang sana sini dan belum lagi untuk kebutuhan keluarga yang kadang melebihi dari pendapatan bulanan. Maklum pegawai kecil, tabungan juga hanya jadi alat numpang lewat saja. Aduh, kenapa jadi curhat ya.

Terpaksa harus pinjam uang di bank untuk jaga-jaga kalau kurang saya meminjam lebih, sekitar 90 juta dengan tenor pembayaran 5 tahun biar agak murah. Setelah dapat uangnya saya mencari informasi tentang VA lewat teman-teman yang punya akses ke mucikari kelas artis.

Setelah dapat nomernya saya coba pesan online dan bernego untuk harga. Ternyata mentok di angka 80 juta dan untuk transaksi agar lebih aman dari penciuman petugas dipilih tempat eksekusi di Surabaya dengan menyewa tempat di sana. Untung saya mengajukan pinjaman lebih jadi bisa untuk biaya perjalanan dan menginap di hotel.

Sebelum meneruskan penerawangan ke adegan lebih hot saya jeda dulu untuk minum dan ngemil sebentar ya.

Setelah berhasil transfer dan sampai di Surabaya, saya menuju hotel yang sudah saya booking sebelumnya. Di sana saya langsung ambil kunci dan masuk ke kamar yang sudah dipesan.

Tak berapa lama pintu di ketuk dan ternyata VA bersama mucikarinya telah datang. Ternyata lebih cantik aslinya dibanding yang terlihat di layar kaca. Kulitnya begitu halus dan lembut ketika ku sentuh. Auranya begitu menggoda mata membangkitkan rasa yang ada. Kami saling bersentuhan. Dan menanggalkan semua yang dikenakan. Sampai...
Tok..tok..tok...

Sebuah ketukan di pintu terdengar seiring pintu kamar yang di buka dari luar bersama masuknya beberapa petugas berseragam beserta awak media.

Waduh kenapa cepat sekali mereka datang, saya kan belum mendapatkan apa-apa seperti yang pengusaha R telah lakukan. Seharusnya mereka masuk setelah saya menyelesaikan semuanya. Bagaimana ini kok berbeda jalan ceritanya.

Setelah di gelandang ke kantor polisi dan melakukan pemeriksaan ternyata saya yang orang biasa ini malah langsung ditahan. Sungguh berbeda dengan perlakuan yang diterima pengusaha. Ingin protes tapi takut malah menambah runyam urusan.

Nasib sial sepertinya terus berlanjut dengan beredarnya foto-foto saya bersama VA tanpa mengenakan apapun, yang beredar di berbagai media. Dibumbui ujaran-ujaran negative yang membuat bulu kuduk merinding. Keluarga saya tentu sangat malu dan sulit menyembunyikan muka. Beginilah nasib rakyat biasa.

Disusul lagi kesialan saya dengan pemecatan dari tempat kerja karena terlibat skandal yang memalukan. Padahal saya harus membayar berbagai hutang termasuk hutang 90 juta saya dan memenuhi kebutuhan keluarga. Sial sekali nasib ini.

Ternyata status sosial seseorang juga berpengaruh terhadap peruntungan. Seorang pengusaha dengan skandal yang sama tetapi memperoleh perlakuan yang lebih lunak di banding saya yang orang biasa, dari berbagai pihak.

Dari penerawangan ramalan amatir tersebut sepertinya peruntungan saya di tahun ini tidak semujur pengusaha R andai saya menjadi lelaki yang bersama VA. Sudah keluar 80 juta tidak dapat apa-apa cuma kesialan yang datang silih berganti. Sebaiknya saya hentikan sampai di sini dulu aktivitas penerawangan sebelum terlalu jauh melihat peruntungan saya yang pasti akan menjadi lebih buruk lagi. Apalagi kalau sampai kepada penerawangan azab yang akan saya dapat akibat kelakuan iseng ini. Ngeri membayangkannya.

Walaupun ini hanyalah ramalan amatir asal-asalan, tapi bagi yang mau coba-coba seperti VA ataupun sebagai pelanggan seperti saya lebih baik jangan kalau tidak mau mengalami kesialan seperti penerawangan saya untuk ramalan 2019 ini.

Stop prostitusi online.

Tangerang, Januari 2019
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun