Sebagai peramal amatir maka saya harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Pertama tentu saja ponsel untuk mencatat gambaran "vision" dari penerawangan yang saya dapatkan. Berikutnya segelas air putih, segelas teh, segelas kopi susu dan sepiring makanan kecil boleh apa saja diletakkan di atas meja.Â
Kemenyan rasanya tidak perlu karena saya kurang begitu suka dengan baunya lagi pula sudah kuno jika menggunakan barang tersebut untuk ritual ini. Saya lebih cenderung menggunakan pengharum ruangan keluaran terbaru untuk menyegarkan suasana.
Lalu air minum dan makanan yang sudah disiapkan untuk apa. Tentu saja untuk minum dan makan saya, masa buat sesaji, mubazir rasanya. Lagi pula saya kan peramal amatir masih suka terganggu dengan lapar dan haus jika sedang menulis. Hehehe.
Mari kita mulai saja. Untuk dapat membooking VA saya harus menyediakan uang dulu 80 juta. Kalau dari uang sendiri rasanya tidak mungkin secara gaji bulanan yang diterima saja sering kali tidak utuh karena sudah dipotong hutang sana sini dan belum lagi untuk kebutuhan keluarga yang kadang melebihi dari pendapatan bulanan. Maklum pegawai kecil, tabungan juga hanya jadi alat numpang lewat saja. Aduh, kenapa jadi curhat ya.
Terpaksa harus pinjam uang di bank untuk jaga-jaga kalau kurang saya meminjam lebih, sekitar 90 juta dengan tenor pembayaran 5 tahun biar agak murah. Setelah dapat uangnya saya mencari informasi tentang VA lewat teman-teman yang punya akses ke mucikari kelas artis.
Setelah dapat nomernya saya coba pesan online dan bernego untuk harga. Ternyata mentok di angka 80 juta dan untuk transaksi agar lebih aman dari penciuman petugas dipilih tempat eksekusi di Surabaya dengan menyewa tempat di sana. Untung saya mengajukan pinjaman lebih jadi bisa untuk biaya perjalanan dan menginap di hotel.
Sebelum meneruskan penerawangan ke adegan lebih hot saya jeda dulu untuk minum dan ngemil sebentar ya.
Setelah berhasil transfer dan sampai di Surabaya, saya menuju hotel yang sudah saya booking sebelumnya. Di sana saya langsung ambil kunci dan masuk ke kamar yang sudah dipesan.
Tak berapa lama pintu di ketuk dan ternyata VA bersama mucikarinya telah datang. Ternyata lebih cantik aslinya dibanding yang terlihat di layar kaca. Kulitnya begitu halus dan lembut ketika ku sentuh. Auranya begitu menggoda mata membangkitkan rasa yang ada. Kami saling bersentuhan. Dan menanggalkan semua yang dikenakan. Sampai...
Tok..tok..tok...
Sebuah ketukan di pintu terdengar seiring pintu kamar yang di buka dari luar bersama masuknya beberapa petugas berseragam beserta awak media.
Waduh kenapa cepat sekali mereka datang, saya kan belum mendapatkan apa-apa seperti yang pengusaha R telah lakukan. Seharusnya mereka masuk setelah saya menyelesaikan semuanya. Bagaimana ini kok berbeda jalan ceritanya.