Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Anjani Sang Pengejar Bahagia Ditengah Luka

11 November 2018   20:04 Diperbarui: 11 November 2018   20:39 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjani tertunduk. Tetiba dia merasa dirinya terasing diantara puluhan orang yang seakan menghujatnya dengan kata-kata tajam yang melesat bagai anak panah ke tubuhnya.

Anjani berlari. Ia tak mampu menahan luka seperti ini. Kemana bahagia yang selama ini mengiringi luka. Ia tak memperdulikan kecemasan yang terlihat di wajah bibinya saat tiba di rumah.

Beberapa kali ia menampar mukanya dengan keras berharap luka yang akan mengembalikan bahagianya. Satu hal yang selama ini tidak pernah ia lakukan saat menyakiti dirinya. Tapi tak juga hilang rasa kepedihan itu.

*****
Sudah beberapa hari ini Anjani tidak pulang ke rumah. Sang bibi begitu khawatir akan keponakan kesayangan yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Dia sudah meminta bantuan semua orang yang dikenalnya mencari. 

Semua teman Anjani tidak ada yang tahu dan memang tidak ada satu temanpun yang akrab dengannya.
Sang bibi tak hentinya menangis berharap tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan pada diri Anjani. Setangkup doa ia panjatkan untuk keselamatan Anjani.

*****
Ini adalah hari ketujuh sejak Anjani menghilang. Tepat ketika sebuah berita viral di media sosial tentang ditemukannya seorang lelaki yang tewas dengan sejumlah luka. Sementara tidak jauh dari sana tergeletak sesosok tubuh gadis dengan dada terkoyak. Di tangannya tergenggam sebilah belati yang berlumur darah. 

Si gadis tewas dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

Tangerang, November 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun