Mohon tunggu...
Mahendra Hariyanto
Mahendra Hariyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja IT TInggal Di Singapura

Pekerja IT yang sedang belajar menulis... Tinggal di Singapura

Selanjutnya

Tutup

Money

Menghadapi Krisis dengan Energy Positif

28 Agustus 2015   06:24 Diperbarui: 28 Agustus 2015   06:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemain ke 12.

LionXII adalah klub sepakbola Asal singapura yang ikut berkompetisi di liga Malaysia. Dibentuk tahun 2011, langsung  berhasil menduduki posisi runner up di tahun 2012, dan berhasil menjuari liga Malaysia di tahun 2013,  hanya 2 tahun dari pendirian klub ini.  Sebuah prestasi yang cukup cemerlang. Terlebih-lebih  semua pemain bola dalam kesebelasaan LionXII adalah warga negara Singapura, tidak ada pemain asing direkrut untuk memperkuat kesebelasan ini.  Di lain pihak klub-klub sepakbola Malaysia lainnya yang bermain di liga ini banyak yang diperkuat pemain asing asal Afrika ,Eropa ataupun Asia. Bahkan,  pemain papan atas kita – Andik Vermansyah- juga bermain di liga ini. Andik memperkuat kesebelasan Selangor FA.

Dengan memperhatikan faktor di atas, tidak berlebihan jika dikatakan prestasi LionsXii yang mampu menungguli klub-klub Malaysia d menjuarai liga utama Malaysia merupakan prestasi luar biasa.

Apa yang menjadi  faktor kunci keberhasilan kesebelasan LionsXII ini?

Jawabannya  adalah “pemain ke 12”, the 12th player. Pemain yang ke 12 inilah yang menjadi inspirasi penamaan klub LionsXII ini. Angka “XII” (12 romawi) dalam LionsXII didedikasikan pada pemain ke 12 ini.

Siapakah pemain ke 12 ini?

Pemain ke 12 ini adalah para supporter, para penonton para pendukung setia team ini. Dukungan mereka,  energy positif yang mereka berikan pada team LionsXII seakan menjadi pemain ke 12  kesebelasan LionsXII ketika menghadapi lawan-lawannya di  lapangan.

 

Sundar Pichai

Beberapa waktu lalu dunia informasi teknologi heboh dengan penunjukan CEO barunya: Sundar Pichai. Pria kelahiran India berusia 43-an itu berhasil menduduki posisi tertinggi di raksasa perusahaan IT dunia, setelah menekuni karir selama 10 tahun di sana. Dialah yang berada di belakang pengembangan mesin pencarian “Chorme” dan juga pengembangan platform aplikasi android.

Apa kunci keberhasilan karir  Sundar di google?  Komentar dari salah satu bekas koleganya  - Chriss Sacca*-    berikut ini mungkin menjadi jawabannya

“Sundar never has a bad day. His positive energy is contagious and his optimism attracts the best talent,”  

“Sundar tidak pernah mengalami hari buruk. Energi positfnya menular dan sikap yang optimisnya  menjadi daya tarik talenta talenta terbaik (untuk bekerja sama dengannya)”

*Catatan: Chriss Sacca  adalah salah  satu investor twitter dan uber.

Begitulah, energy positif menjadi faktor yang signifikan bagi perkembangan karir seseorang   dalam meraih poisisi puncak di perusahaan.

Dewasa ini, budaya perusahaan perusahan besaar  juga di rancang untuk membentuk pola pikir positif.  Pemilihan  kata-kata di dalam komunikasi  formal business  diupayakan untuk  menggunakan kata-kata yang berkonotasi positif, dan menghindari konotasi negative, seperti contoh berikut ini:

  • Kata “obstacle/ barrier” (hambatan) yang berkonitasi negative diganti menjadi “Challenge” tantangan yang berkonotasi positif .
  • Kata “weakness point ” (titk lemah )- berkonotasi negatif , diganti dengan frasa “area for improvement” (area yang masih bisa dikembangkan)- konotasi positf”

Dalam menulis referensi untuk orang lain pun, pemberi referensi akan berupaya menggunakan pernyataan pernyataan berkonotasi posistf. Perhatikan contoh 2 kalimat referensi   yang sebenarnya memuat informasi  yang  sama, namun dituliskan dengan cara yang berbeda.

Referensi  1: “Si A adalah Sarjana baru di Bidang XYZ, namun pengalaman kerjanya  di  bidang XYZ masih minim”

Referensi 2:  “Dengan gelar sarjana  di bidang XYZ yang baru diraihnya,  Si A  sangat  berpotensi untuk mengembangkan  kemampuan  dan pengalamannya di bidang XYZ”

Jika dilihat kedua contoh kalimat di atas , kedua-duanya membawa informasi yang sama, yaitu:

  1. Si A sarjana Baru lulus di bidang XYZ;  dan (atau oleh karenanya)
  2. Pengalaman kerja si A dibidang XYZ masih minim

Namun kita lihat kalimat kedua membawa pesan yang lebih positif (penekanan pada kata “potensi” berkonotasi positif) dibandingkan pesan yang disampaikan pada kalimat pertama (penekanan pada pengalaman yang minim).

Begitulah, karyawan yang selalu bersikap positif  umumnya akan disenangi  oleh perusahaan yang memperkerjakannya,  dan oleh karenanya mereka akan diberi kesempatan untuk mengembangkan karirnya semaksimal mungkin.

 

Krisis

Di banyak buku-buku motivasi  atau presentasi dari motivator, penulisan kata krisis dalam Bahasa mandarin kerap dijadikan contoh bagaimana layaknya kita seharusnya menyikapi krisis. Dikatakan bahwa di dalam karater china, Krisis dilambangkan oleh 2 kararkter : 危機

Karakter pertama 危 mellambangkan  kata “Danger” (bahaya) , sedangkan  karakter kedua 機 bisa diaartikan sebagai “  opportunity  atau peluang.  Jadi dapat dikatakan bahwa:

危機 =危 + 機; sehingga

Krisis = Bahaya + Peluang

Di setiap krisis, di satu sis terdapat bahaya di sisi lain juga terdapat peluang-peluang baru:

Well,  walaupun pada akhirnya banyak ahli Bahasa Mandarin yang  mengatakan pengertian akan karakter china untuk kata “Krisis” ini adalah tidak  sepenuhnya benar. Karakter kedua lebih cocok untuk diartikan sebagai “moment” daripada  sebagai “  opportunities”.  Namun demikian saya tetap sepakat  dengan pesan yang ingin disampaikan oleh motivator tersebut  bahwa : dalam krisis pun tetap ada   peluang – peluang yang bisa kita tangkap.  

Contoh yang masih hangat adalah  krisis pelemahan tajam mata uang Ringgit Malaysia  terhadap US dollar dan juga Singapore dollar. Dikala banyak warga Malaysia yang pesimis menghadapi krisis seperti ini, pelaku bisnis di Johor bahru, negara bagian Johor justru mengantisipasinya dengan sifat positif dan optimistis, seperti diliput situs berikut ini: https://sg.news.yahoo.com/singapore-dollar-surge-boon-johor-231000667.html

Penguatan nilai Singapore dollar berarti akan lebih banyak lagi warga singapura yang berbelanja dan berwisata di Johor Bahru, yang berarti pula   akan memajukan bisnis mereka dan kenaikan keuntungan.

Peluang seperti ini juga seharusnya ditangkap pelaku bisnis di Batam dan BIntan. Pulau Bintan dan Batam adalah juga tujuan wisata dan belanja bagi Warga Singapura. Pelaku bisnis di Batam dan Bintan seharusnya juga bersiap-siap menyambut peluang  peningkatan kunjungan  wisatawan

Jadi, untuk dapat menangkap peluang itu, perlu energy dan sikap positif untuk selalu mencari-cari peluang yang bisa dimanfaatkan selama masa krisis.

 

Saat nya Menyebarkan Energy Positif

Merosotnya nilai rupiah akhir-akhir ini disikapi beragam. Di media sosial tidak sedikit yang mengeluh dan pesimis sembari menyebar luaskan berita dan  spekulasi spekulasi negatif. Kalau saya boleh menyarankan, hidarilah sikap seperti ini. Menggembar gemborkan energy negative dan berita-berita buruk spekulatif  justru dapat memperburuk keadaan.

Ketika krisis di tahun  1998, sempat beredar issue negative  bahwa persediaan bahan makanan akan segera habis. Banyak yang termakan issue  ini sehingga banyak orang  yang berbondong-bondong menyerbu supermarket dan pasar pasar untuk  menumpuk persediaan  makanan sebanyak mungkin. Supply bahan makanan yang sebenernya cukup  untuk memenuhi kebutuahan masyarakat dalam kondisi normal, menjadi tidak lagi cukup karena kepanikan pasar yang memborong persediaan makanan sebanyak mungkin. Dari kasus  ini kita belajar bahwa, dengan menyebarkan issue – issue atau berita negative secara berlebihan justru dapat menjadi pemicu suatu keadaan buruk yang sesungguhnya tidak akan terjadi jika issue-issue negative tersebut tidak digembar-gemborkan.

Begitu pula halnya dengan kejadian saat ini. Kalau saja banyak dari kita menyebarkan komentar dan spekulasi negative yang dikutip media massa seperti :

  • Rupiah bisa ambruk ke Rp. 25,000”
  • “Krisis tahun 1998 akan segera terjadi lagi”

JIka issue spekulatif seperti ini menyebar tak terbendung, bukan tidak mungkin orang-orang akan akan bersama-sama mewujudkan bencana tersebut. Bayangkan, jika semua orang Indonesia percaya bahwa rupiah akan segera ambruk menuju  ke level Rp. 25.000, semua  orang  akan berbondong-bondong menggunakan tabungan rupiah yang dimilikinya untuk membeli dollar. Jika ini terjadi, cadangan devisa dan persediaan dollar di pasar uang yang sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan transaksi bisnis dalam kondisi normal, menjadi tidak lagi cukup.Dengan demikian nilai tukar   rupiah akan terus tertekan karena permintaan akan dollar yang tidak normal dipicu oleh penyebaran issue negative dan spekulatif yang pada akhirnya dapat menyebabkan rupiah benar-benar ambruk ke level Rp 25.000.

Oleh karena itu, jika anda Ingin situasi Indonesia tidak semakin memburuk, anda bisa memainkan peran anda dengan tetap menyebarkan energy positif- bahwa kita , bersama-sama dapat melalui tantangan saat ini.   Jika  menyebarkan energy positif dirasakn terlalu sulit  ,   setidaknya anda bisa mencoba untuk  menahan  diri anda untuk tidak menyebarkan energy negative anda atau berita –berita negative  di media sosial. Media social adalah ruang publik. Apa yang anda tulis di lini masa anda, bisa dibaca banyak orang, dan bukan mungkin apa yang anda tulis akan merugikan anda sendir.  How? Bagaimana mungkin.

Seperti yang saya tulis di atas   : dalam dunia kerja orang –orang pada umumnya   menyukai orang-orang yang bersikap positf dan memiliki energy positif. Dan di era informasi ini, tidak sedikit perusahan yang menelusuri latar belakang calon karyawannya tidak hanya berdasarkan CV yang disiapkan pencari kerja tersebut tapi juga berdasarkan  informasi yang tersebar di dunia maya.

Dengan demikian, jika anda kerap  mengumbar energy negatif di dunia maya  seperti – selalu mengeluh- sering menghina pihak lain – gemar meneruskan (share) berita  negative  yang diragukan kebenarannya   , hal seperti ini dapat di menimbulkan persepsi negative tentang anda bagi perusahaan atau orang yang sedaang mempertimbangkan  akan merekrut anda. Anda dapat dipersepsikan sebagai orang yang :

  • Gampang menyerah dan tidak punya daya juang   (Karena selalu posting keluhan di linimasa);
  • sulit bekerja di dalam team (karena sering mencaci atau menghina pihak yang tidak disukai) ; dan juga
  • tidak bertanggung jawab (karena sering menyebarkan berita yang diragukan kebenaranya.

Tentu persepsi ini akan merugikan  anda sendiri. Jadi , berhati-hatilah dalam  menggunakan media sosial anda.

Sebaliknya, jika anda memilih untuk ikut menyebarkan energy positf dalam menghadapi krisis. Anda telah berkontribusi menahan laju krisisi negara kita.  Banyak hal sederhana  yang bisa kita lakukan. Sekedar berbagi   berita-berita positif tentang kekuatan   ekonomi kita saat ini yang jauh lebih kuat dari kondisi tahun 1998  , sedikit banyak akan mempengaruhi pembacanya untuk tidak ikut-ikutan memborong dollar karena latah .

Menyebarkan energy positif  agaknya juga dilakukan  Bapak Boediono Ekonom Senior Indonesia ,  yang juga pernah menduduki  berbagai posisi penting di bidang Ekonomi (  Gubernur Bank Indonesia, MenKO perekonomian, menteri keuanangn). Di tengah issue krisis yang melanda , Boediono, yang  sejatinya sedang menikmati masa pensiun, membuka dirinya untuk diwawancara wartawan detik untuk berbagi pandangannya seperti teangkum dalam tautan berikut.

http://finance.detik.com/read/2015/08/26/073045/3001279/459/boediono-kondisi-beda-dengan-1997-1998-dan-2008

Menyimak wawancara ini, kita rasakan adanya  pesan   optimisme dari Boediono bahwa yang terjadi  saat ini tidak separah krisis di tahun 1997-1998 ataupun tahun 2008, dan masih terkendali.

Di awal tulisan ini, saya telah gambarkan bagaimana klub sepakbola asal singapura  merasakan  kekuatan energy positif pendukungnya. Dukungan supporter klub itu  bagaikan  pemain ke 12  di  lapangan bola.  .  Juga telah saya singgung “energy positf” menjadi  faktor penting yang telah menjadikan  Sundar Pichai , pria kelahiran India , mendidiki posisi tertinggi   di Google -  salah satu perusahaan raksasa di dunia IT saat ini,

Jadi, jangan abaikan potensi energy positif yang anda miliki. Gali dan perkuat lah    Energy positif   anda  dan jangan ragu untuk menyebarkannya. Energy positif yang anda sebarkan dapat merubah situasi di sekitar anda dan anda sendiri untuk menjadi lebih baik lagi.

Ingin segera  ikut menyebarkan energy positif? Bisa segera anda lakukan dengan berbagi (share) tulisan ini ;-)

Semoga bermanfaat

(terutama untuk menjadi pengingat bagi penulis sendiri J )

****

Singapura, 28 Agustus 2015.

Mahendra Hariyanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun