Mohon tunggu...
Mahendra Hariyanto
Mahendra Hariyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja IT TInggal Di Singapura

Pekerja IT yang sedang belajar menulis... Tinggal di Singapura

Selanjutnya

Tutup

Money

Menghadapi Krisis dengan Energy Positif

28 Agustus 2015   06:24 Diperbarui: 28 Agustus 2015   06:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jadi, untuk dapat menangkap peluang itu, perlu energy dan sikap positif untuk selalu mencari-cari peluang yang bisa dimanfaatkan selama masa krisis.

 

Saat nya Menyebarkan Energy Positif

Merosotnya nilai rupiah akhir-akhir ini disikapi beragam. Di media sosial tidak sedikit yang mengeluh dan pesimis sembari menyebar luaskan berita dan  spekulasi spekulasi negatif. Kalau saya boleh menyarankan, hidarilah sikap seperti ini. Menggembar gemborkan energy negative dan berita-berita buruk spekulatif  justru dapat memperburuk keadaan.

Ketika krisis di tahun  1998, sempat beredar issue negative  bahwa persediaan bahan makanan akan segera habis. Banyak yang termakan issue  ini sehingga banyak orang  yang berbondong-bondong menyerbu supermarket dan pasar pasar untuk  menumpuk persediaan  makanan sebanyak mungkin. Supply bahan makanan yang sebenernya cukup  untuk memenuhi kebutuahan masyarakat dalam kondisi normal, menjadi tidak lagi cukup karena kepanikan pasar yang memborong persediaan makanan sebanyak mungkin. Dari kasus  ini kita belajar bahwa, dengan menyebarkan issue – issue atau berita negative secara berlebihan justru dapat menjadi pemicu suatu keadaan buruk yang sesungguhnya tidak akan terjadi jika issue-issue negative tersebut tidak digembar-gemborkan.

Begitu pula halnya dengan kejadian saat ini. Kalau saja banyak dari kita menyebarkan komentar dan spekulasi negative yang dikutip media massa seperti :

  • Rupiah bisa ambruk ke Rp. 25,000”
  • “Krisis tahun 1998 akan segera terjadi lagi”

JIka issue spekulatif seperti ini menyebar tak terbendung, bukan tidak mungkin orang-orang akan akan bersama-sama mewujudkan bencana tersebut. Bayangkan, jika semua orang Indonesia percaya bahwa rupiah akan segera ambruk menuju  ke level Rp. 25.000, semua  orang  akan berbondong-bondong menggunakan tabungan rupiah yang dimilikinya untuk membeli dollar. Jika ini terjadi, cadangan devisa dan persediaan dollar di pasar uang yang sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan transaksi bisnis dalam kondisi normal, menjadi tidak lagi cukup.Dengan demikian nilai tukar   rupiah akan terus tertekan karena permintaan akan dollar yang tidak normal dipicu oleh penyebaran issue negative dan spekulatif yang pada akhirnya dapat menyebabkan rupiah benar-benar ambruk ke level Rp 25.000.

Oleh karena itu, jika anda Ingin situasi Indonesia tidak semakin memburuk, anda bisa memainkan peran anda dengan tetap menyebarkan energy positif- bahwa kita , bersama-sama dapat melalui tantangan saat ini.   Jika  menyebarkan energy positif dirasakn terlalu sulit  ,   setidaknya anda bisa mencoba untuk  menahan  diri anda untuk tidak menyebarkan energy negative anda atau berita –berita negative  di media sosial. Media social adalah ruang publik. Apa yang anda tulis di lini masa anda, bisa dibaca banyak orang, dan bukan mungkin apa yang anda tulis akan merugikan anda sendir.  How? Bagaimana mungkin.

Seperti yang saya tulis di atas   : dalam dunia kerja orang –orang pada umumnya   menyukai orang-orang yang bersikap positf dan memiliki energy positif. Dan di era informasi ini, tidak sedikit perusahan yang menelusuri latar belakang calon karyawannya tidak hanya berdasarkan CV yang disiapkan pencari kerja tersebut tapi juga berdasarkan  informasi yang tersebar di dunia maya.

Dengan demikian, jika anda kerap  mengumbar energy negatif di dunia maya  seperti – selalu mengeluh- sering menghina pihak lain – gemar meneruskan (share) berita  negative  yang diragukan kebenarannya   , hal seperti ini dapat di menimbulkan persepsi negative tentang anda bagi perusahaan atau orang yang sedaang mempertimbangkan  akan merekrut anda. Anda dapat dipersepsikan sebagai orang yang :

  • Gampang menyerah dan tidak punya daya juang   (Karena selalu posting keluhan di linimasa);
  • sulit bekerja di dalam team (karena sering mencaci atau menghina pihak yang tidak disukai) ; dan juga
  • tidak bertanggung jawab (karena sering menyebarkan berita yang diragukan kebenaranya.

Tentu persepsi ini akan merugikan  anda sendiri. Jadi , berhati-hatilah dalam  menggunakan media sosial anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun