Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nostalgia Anak "Kampoeng Tempo Doeloe"

29 Januari 2018   00:20 Diperbarui: 29 Januari 2018   02:57 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: tubanliterasi)

***

Ilustrasi (sumber: harianblora.com)
Ilustrasi (sumber: harianblora.com)
Bila diingat-ingat, setiap orang memiliki latar belakang kehidupan masa kecil. Latar belakang yang sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian menjadi salah satu pembentuk karakternya.

Setidaknya ada beberapa hal yang mungkin memengaruhi kehidupan seseorang di masa depannya. Contohnya adalah lingkungan alam, pendidikan, teman bermain dan permainan.

Mengenai lingkungan misalnya, orang-orang kampung banyak bergantung pada kondisi pertanian atau perkebunan untuk menghidupi keluarganya. Mereka yang punya sawah menjadi petani padi. Mereka yang punya kebun menjadi petani tanaman palawija.

Bagi orang kampung, kota menjadi tempat yang istimewa. Orang kampung akan datang ke kota hanya ketika ada keperluan untuk membeli barang-barang yang tidak ditemukan di desa. Demikian juga ketika mereka mau menjual hasil pertaniannya.

Pada masa lalu, sangat jarang orang kampung pergi ke kota untuk hiburan. Apalagi untuk menonton bioskop atau pertunjukan musik seperti sekarang. Malahan justru bioskoplah yang datang menghampiri orang kampung. Kegiatan menonton seperti itu dikenal dengan sebutan layar tancap.

Salah satu hikmah dari kondisi lingkungan kampung yang paling dirasakan seseorang adalah sikap independennya dari pola dan cara hidup orang kota. Dalam urusan bahan makanan pokok misalnya, padi tinggal memanen di sawah, sayuran tinggal memetik. Bagi yang punya kolam ikan, jika ingin makan ikan, tinggal memancing.

Praktis hampir semua bahan makanan pokok dan bumbu-bumbu masakan bisa didapatkan secara mandiri dengan menanamnya. Tetapi terhadap bumbu seperti garam, penyedap rasa, gula pasir orang kampung masa lalu tetap harus membelinya di warung atau belanja ke kota.

Seperti itulah sikap independennya orang-orang kampung masa lalu. Namun sekarang, tidak lagi seperti itu. Orang kampung masa kini harus membeli hampir semua bahan makanan pokok dan bumbu-bumbu dapurnya.

***

Ilustrasi (sumber: tubanliterasi)
Ilustrasi (sumber: tubanliterasi)
Kampung adalah salah satu tempat seseorang dilahirkan. Darinya ia akan mendapatkan pendidikan paling dini. Pendidikan dari dekapan seorang ibu. Ibu yang tentunya mengharapkan anaknya menjadi manusia yang berguna di masa depannya nanti.

Melalui pendidikan, orang-orang kampung sepertiku berusaha untuk mengikuti kelaziman yang ada. Sama seperti menurut orang kota, orang kampung juga berpandangan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk mengenal dunia. Dunia yang ada di luar sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun