Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menakar Kontroversi mengenai Etika Wawancara Najwa Shihab

26 Januari 2018   18:56 Diperbarui: 26 Januari 2018   19:03 2802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: medan.tribunnews.com

Moral lebih menyangkut baik-buruknya perbuatan dalam keadaan tertentu dan dalam penerimaan masyarakat secara umum yang tertentu pula. Ini artinya etika berada di atas moral sebagai ilmu yang menyediakan prinsip-prinsip bagi masyarakat untuk bertindak etik tetapi sesuai dengan moral masyarakat itu sendiri.

Maka ketika berbicara etika, kita berbicara prinsip umum. Ketika berbicara moral maka kita berbicara dalam konteks tertentu, tetapi konteks yang telah disepakati berdasarkan pada keadaan dan masyarakat tertentu pula.

Dari sini kita bisa memahami mengapa ada istilah moral tim, moral bangsa, moral pasukan dan lain-lain. Dari sini pula KBBI mendefinisikan moral dalam pengertian lain sebagai kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan.

Fakta definitif ini menunjukkan bahkan moral tidak saja mengacu kondisi umum dalam sebuah masyarakat, tetapi juga dalam hal mental pribadi yang bersifat personal dan individual. Tentu saja acuan personal dan individual tersebut tetap mengacu pada moral umum yang berlaku di tempat ia berada.

Moral pelajar yang ideal adalah moral yang tercipta di sekolah dan tempat-tempat belajar lainnya seperti rajin, respek dengan guru di sekolah atau di mana pun. Moral tentara adalah moral yang dirumuskan oleh komunitas yang dinamakan prajurit di mana nilai juang dan pengorbanan membela negara sebagai prioritasnya. Bukankah demikian?

Beda Moral dengan Etika

Untuk bisa memahami ini dengan baik, mari kita ambil contoh tentang keduanya. Misalnya, berpakaian sopan adalah tuntutan etika yang secara universal dikatakan sebagai kebaikan bagi yang bersangkutan atau bagi masyarakat secara keseluruhan. Tetapi apakah cara berpakaian yang baik dan sopan itu sama antara satu masyarakat satu dengan lainnya?

Mari kita lihat contoh di negara kita saja. Di Jakarta berpakaian sopan itu adalah dengan menutup seluruh tubuh termasuk bagian-bagian yang dianggap aurat. Tetapi apakah hal ini berlaku bagi masyarakat di salah satu suku di Papua yang berpakaian baik menurut mereka cukup sekadar menutup bagian vital dari tubuh orang dengan pakaian yang kita disebut koteka?

Jika kita tanya apakah mereka yang memakai pakaian koteka tersebut tidak punya etika? Jika mengatakan demikian maka kita tidak paham arti etika yang sebenarnya. Karena mereka menilai itulah cara terbaik dan tersopan menurut etika baik buruk berpakaian dalam konteks mereka. Itulah tindakan etis moralis berpakaian menurut mereka. Itulah etika mereka yang diwujudkan dalam bentuk moral mereka.

Etika dalam berpakaian yang baik dan sopan disepakati di mana pun bahwa ia merupakan keharusan bahkan kewajiban. Tetapi preferensi moral dari implementasi prinsip itu tergantung pada kesepakatan atau preferensi masing-masing masyarakat atau individu bersangkutan.

Dari sini maka kita memahami mengapa Merriam Webster mendefinisikan etika sebagai refer broadly to moral principles, one often sees it applied to questions of correct behavior within a relatively narrow area of activity. Kata kuncinya adalah moralprinciple.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun