Mohon tunggu...
Maharani Syarifah
Maharani Syarifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student

Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ibu dalam Kesiapsiagaan Bencana

11 Januari 2022   18:06 Diperbarui: 15 Januari 2022   11:21 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya banyak anak dan ibu-ibu yang menjadi korban bencana, hal yang mungkin menjadi alasan utama mengapa ibu-ibu sulit menyelamatkan diri dikarenakan adanya beban moril sebagai ibu untuk menyelamatkan rumah, anggota keluarga, terutama anak-anaknya. Ibu merasa berkewajiban untuk menyelamatkan anggota keluarga, namun mereka kurang mumpuni dalam memahami risiko bencana sehingga tidak memiliki kapasitas memadai untuk menolong keluarga saat bencana berlangsung. 

Maka penting bagi ibu sebagai pemberi dasar edukasi mengenai kesiapsiagaan bencana pada anggota keluarganya, pendidikan kesiapsiagaan bencana dimulai sejak dini. Ibu yang memiliki kesadaran, kemampuan, keterampilan dalam menghadapi bencana dapat mengurangi risiko krisis saat situasi darurat bencana.

Ibu berperan mengedukasi rencana kesiapsiagaan bencana mulai dari persiapan kebutuhan dasar, tahap yang dilakukan saat menghadapi situasi darurat, dan memastikan keselamatan anggota keluarga. Dalam tatanan keluarga ibu dipandang sebagai seseorang dengan tingkat afeksi yang tinggi, peran afeksi ibu dapat membantu kesiapan mental dan psikologis keluarga dalam meminimalisir perasaan takut, panik, dan kecemasan yang dialami saat tanggap bencana. Menjadi perhatian khusus pemerintah untuk membangun kapasitas ibu rumah tangga dalam pelatihan atau sosialisasi mengenai kesiapsiagaan bencana, karena tidak semua ibu paham dan memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam menyelamatkan dan mengedukasi anggota keluarganya.

Penting memberi pemaparan materi pengenalan risiko bencana yang kerap terjadi di Indonesia, bagaimana persiapan yang harus dilakukan, serta pelatihan evakuasi dan perlindungan diri. Ibu-ibu dapat dikatakan sebagai motor penggerak tidak hanya keluarga namun juga lingkungan sekitar, lahirnya komunitas tanggap bencana yang menyoroti peran ibu-ibu akan dapat berdampak signifikan dalam menghadapi krisis bencana seperti adanya dharma wanita sehingga dapat bersama-sama menumbuhkan budaya siaga bencana. Para ibu merupakan mitra strategis pemerintah dalam menggerakkan anggota keluarga untuk aktif ikut serta dalam kesiapsiagaan bencana. Keluarga siaga dimulai dari ibu yang tangguh, ibu yang tangguh akan melahirkan generasi yang sadar dan peduli akan kesiapsiagaan bencana (BNPB, 2019).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana. Gugusan kepulauannya melewati cincin api berdasarkan letak geografis inilah yang menjadi penyebab mengapa Indonesia sering terdampak bencana seperti tsunami, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor dan lain-lain. 

Bencana merupakan gangguan serius terhadap fungsi suatu komunitas atau masyarakat yang melibatkan kerugian dan dampak baik dari manusia, material, ekonomi atau lingkungan yang meluas, yang melebihi kemampuan masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber daya sendiri. sehingga diperlukan adanya pencegahan untuk meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi karena adanya bencana.

Mitigasi bencana merupakan jalan preventif untuk mengurangi kerugian yang akan dialami sesaat bencana dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dari anak-anak hingga orang dewasa melalui pendidikan juga pelatihan dalam menghadapi bencana. 

Untuk menyelamatkan diri perlu ada bekal kesiapsiagaan bencana yang menjadi pedoman bagi tiap individu, perlu diketahui tidak semua orang memiliki kapasitas dalam kesiapsiagaan bencana sehingga saat terjadi bencana banyak orang tak mampu mengatasi risiko. Tingkat kesiapsiagaan bencana masyarakat dalam persiapan bencana cenderung rendah secara universal. 

Anak-anak merupakan individu yang rentan terhadap efek buruk dari paparan bencana. Pendidikan kesiapsiagaan bencana perlu dibangun untuk membekali mereka agar dapat mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap peristiwa berbahaya, itulah mengapa penting bagi keluarga untuk menanamkan kesiapsiagaan pada anak sejak dini. Dalam kondisi kebencanaan, perempuan dan anak-anak memiliki risiko meninggal 14 kali lebih tinggi dibanding pria dewasa.

Banyak ibu dan anak-anak yang menjadi korban bencana dikarenakan besarnya keinginan menyelamatkan anggota keluarga lain namun tidak mumpuni secara kapasitas. Ibu merupakan sosok pelindung dalam rumah tangga, aktivitas pengasuhan yang diberikan oleh ibu terhadap anak dapat memberikan stimulasi kepadanya.

Maka penting bagi ibu untuk memberi edukasi dasar mengenai kesiapsiagaan bencana pada anggota keluarganya, ibu yang memiliki kesadaran, kemampuan, keterampilan dalam menghadapi bencana dapat mengurangi risiko krisis saat situasi darurat bencana. Keluarga siaga dimulai dari ibu yang tangguh, ibu yang tangguh akan melahirkan generasi yang sadar dan peduli akan kesiapsiagaan bencana. Oleh sebab itu, seorang ibu memiliki peran penting dalam kesiapsiagaan bencana keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun