Indonesia merupakan negara yang berbentuk gugusan kepulauan yang terletak di kawasan "cincin api". Tentunya lingkungan geografis ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap berbagai bencana alam, seperti banjir, tsunami, puting beliung, tanah longsor, kebakaran hutan, gempa bumi, erupsi gunung berapi, dan lain sebagainya.Â
Tidak hanya itu keragaman suku, bangsa, ras dan etnik yang ada Indonesia juga rentan menjadi sumber penyebab timbulnya bencana sosial di lingkungan bermasyarakat penduduk Indonesia sendiri.Â
Untuk bisa menghadapi kondisi Indonesia yang rawan akan bencana ini dengan baik, masyarakat Indonesia membutuhkan edukasi terkait pendidikan persiapan dalam menghadapi bencana, terutama bagi anak-anak. Kenapa? karena sebagian besar anak-anak belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menyelamatkan diri ketika bencana itu terjadi.
Keluarga berperan sangat penting dalam kesiapsiagaan bencana pada anak, karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak. Keluarga dianggap sebagai hal terpenting dalam pengasuhan anak karena anak dibesarkan dan dididik oleh keluarga. Orang tua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya dalam keluarga.Â
Maka dari itu, tugas pengasuhan menjadi sekumpulan kewajiban yang harus dilakukan oleh orang tua. Anak dalam sebuah keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena adanya interaksi antara ibu dan anak secara timbal balik serta adanya pemberian aktivitas pengasuhan.Â
Aktifitas pengasuhan yang diberikan oleh ibu terhadap anak mencakup, melindungi anak, memberikan perumahan atau tempat perlindungan, pakaian, makanan, merawat anak, memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak, berinteraksi dengan anak dan memberikan stimulasi kepadanya serta memberikan kemampuan sosialisasi budaya bencana (Rakhmawati, 2015).
Salah satu upaya pencegahan bencana yang dapat dilakukan dilingkungan keluarga adalah dengan memberikan pendidikan mengenai kesiapsiagaan bencana.Â
Didikan tentang kesiapsiagaan bencana dalam keluarga memberikan edukasi kepada anak bagaimana cara mengembangkan rencana kesiapsiagaan bencana, mempraktikkan pelaksanaan rencana tersebut dengan cara yang terorganisir, dan memastikan setiap anggota keluarga memiliki persediaan yang memadai untuk mendukung keluarga tersebut dalam keadaan darurat seperti ketika terjadi bencana (Rakhmawati, 2015).Â
Tingkat kesiapsiagaan bencana rumah tangga dan masyarakat untuk persiapan bencana cenderung rendah secara universal. Anak-anak, cenderung sangat rentan terhadap efek buruk dari paparan bencana. Pendidikan kesiapsiagaan bencana dapat dikembangkan untuk membantu membekali anak, keluarga, dan komunitas yang lebih besar untuk mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap peristiwa berbahaya.Â
Oleh karena itu, di sini penulis akan membahas bagaimana peran keluarga terkhususnya peran seorang ibu dalam memberikan pendidikan kesiapsiagaan menghadapi bencana keluarga.
Membahas mengenai kesiapsiagaan bencana, kita perlu mengetahui apa itu bencana? bencana dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan serius terhadap fungsi suatu komunitas atau masyarakat yang melibatkan kerugian dan dampak manusia, material, ekonomi atau lingkungan yang meluas, yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber dayanya sendiri.Â