Sebanyak 78 gambar dan foto telapak tangan yang dihadirkan Gun dengan karya Seni Instalasinya diberi judul ''To (Manusia), Aku Ada sebab Kau Berkata,'' terasa mengena.
Gambar dan foto telapak tangan dipajang berlapis kain sutera putih mengelilingi bilik berdinding ijuk, bukan telapak tangan homogen melambai bermakna mengajak, menyeru atau sebagai simbol keriangan seperti gambar-gambar telapak tangan di gua-gua prasejarah Leang-leang. Atau seperti acungan telapak tangan terbuka dalam tari mistis Kecak-kecak di Bali.
Ada gambar serta foto telapak tangan disaji terbuka menengadah seolah berdoa atau meminta, ada yang menelungkup seakan hendak memberi, mengapit berterimah kasih, dan banyak telapak menunjukkan bahasa gerak telapak berjari penuh keriangan. Â Â
"Begitulah To. Manusia dengan segala gerak tangannya dalam meniti kehidupan ini,'' tandas  Gun saat dijumpai depan karya Seni Instalasinya.
Para penyaksi diagungkan dengan altar karpet merah untuk menikmati menghayati di balik bilik rangkaian benda Seni Instalasi berjudul To karya Goenawan Monoharto.
Pemimpin Redakasi Majalah Macca, majalah seni, budaya dan pendidikan di kota Makassar ini agak terkejut ketika disampaikan.
Bahwa elemen dinding ijuk yang digunakan untuk rangkaian karya Seni Instalasinya tersebut merupakan benda alami yang digunakan nenek moyang tempo dulu guna menghalau reftil berbisa sebangsa ular, serta bertuah menangkal petir.
"Pantas hanya karya saya yang tak diseruduk angin tatkala ada hujan bermuatan angin di lapangan pameran benteng Fort Rotterdam,'' katanya, kemudian ngakak.