Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Makassar Artikel Utama

Inilah Penampakan Seni Instalasi "Leang-leang Spirit" di Fort Rotterdam

24 November 2021   23:41 Diperbarui: 27 November 2021   03:30 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama seniman foto Goenawan Monoharto (kaos putih)di depan TO karya Seni Instalasinya/Ft: Mahaji Noesa
Bersama seniman foto Goenawan Monoharto (kaos putih)di depan TO karya Seni Instalasinya/Ft: Mahaji Noesa

Sebanyak 78 gambar dan foto telapak tangan yang dihadirkan Gun dengan karya Seni Instalasinya diberi judul ''To (Manusia), Aku Ada sebab Kau Berkata,'' terasa mengena.

Gambar dan foto telapak tangan dipajang berlapis kain sutera putih mengelilingi bilik berdinding ijuk, bukan telapak tangan homogen melambai bermakna mengajak, menyeru atau sebagai simbol keriangan seperti gambar-gambar telapak tangan di gua-gua prasejarah Leang-leang. Atau seperti acungan telapak tangan terbuka dalam tari mistis Kecak-kecak di Bali.

Ada gambar serta foto telapak tangan disaji terbuka menengadah seolah berdoa atau meminta, ada yang menelungkup seakan hendak memberi, mengapit berterimah kasih, dan banyak telapak menunjukkan bahasa gerak telapak berjari penuh keriangan.    

"Begitulah To. Manusia dengan segala gerak tangannya dalam meniti kehidupan ini,'' tandas  Gun saat dijumpai depan karya Seni Instalasinya.

Para penyaksi diagungkan dengan altar karpet merah untuk menikmati menghayati di balik bilik rangkaian benda Seni Instalasi berjudul To karya Goenawan Monoharto.

Muasal karya Muhammad Suyudi/Ft: Mahaji Noesa
Muasal karya Muhammad Suyudi/Ft: Mahaji Noesa
Ricilance karya Faisal Syarif/Ft: Mahaji Noesa
Ricilance karya Faisal Syarif/Ft: Mahaji Noesa

Penjaga karya Jenry Pasassang/Ft: Mahaji Noesa
Penjaga karya Jenry Pasassang/Ft: Mahaji Noesa

Pemimpin Redakasi Majalah Macca, majalah seni, budaya dan pendidikan di kota Makassar ini agak terkejut ketika disampaikan.

Bahwa elemen dinding ijuk yang digunakan untuk rangkaian karya Seni Instalasinya tersebut merupakan benda alami yang digunakan nenek moyang tempo dulu guna menghalau reftil berbisa sebangsa ular, serta bertuah menangkal petir.

"Pantas hanya karya saya yang tak diseruduk angin tatkala ada hujan bermuatan angin di lapangan pameran benteng Fort Rotterdam,'' katanya, kemudian ngakak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun