Kita sebut saja gadis itu dengan  nama Maheswari. Maheswari terlahir dari keluarga yang beragam.Â
Beragam seperti apa? Bukannya setiap orang itu beragam? Maheswari baperan banget sih. Maheswari lebay banget.
Ya.... Maheswari terlahir dari orang tua yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Namun, pada akhirnya orang tuanya bersatu dalam hubungan pernikahan dan dengan satu kepercayaan agama.Â
Bagi sebagian orang, hal tersebut tentu saja wajar dan normal pada masa dan zaman sekarang ini.Â
Tapi, dibalik itu semua tentu saja menghadirkan rasa sakit dalam hati kecil seorang anak dan juga terkadang menghadirkan rasa iri, minder, dan takut pada anak. Meskipun demikian, orang tuanya pasti akan merasa sangat sedih dan berdosa ketika ia mengetahui apa yang dialami dan dirasakan oleh gadis kecilnya itu.
Kenapa Maheswari bisa kayak gitu? Bukannya Keluarga Inggit baik-baik saja dan penuh toleransi ?
Berbagai pertanyaan yang kerap diucapkan orang disekitarnya juga membuatnya bingung harus menjawab seperti apa?
Bahkan Swari  kerap menghindari berbagai acara dilingkungan sekitarnya dan bermain bersama orang baru yang tidak sengaja mengetahui latar belakang keluarganya. Swari takut jika ia mendapatkan pertanyaan yang bahkan ia sendiri tidak tahu akan menjawab apa.Â
Bayang-bayang akan berbagai pertanyaan itu selalu ada menyelimuti dirinya. Berbagai pertanyaan yang bahkan Swari sendiri tidak tahu akan menjawab apa, harus merespon bagaimana.Â
"Terus ayahmu itu pernah sholat nggak? Ayahmu pernah puasa nggak? Ayahmu ibadahnya gimana? Ayah kamu ke gereja nggak kalau hari minggu?"
Swari tak tahu harus menjawab apa. Jika boleh jujur, mungkin ia akan menjawab bahwa ayahnya tidak pernah ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya saat ini dan juga tidak pernah beribadah sesuai dengan kepercayaannya yang lalu.Â