Mohon tunggu...
Taufiq Ismael Al Pharepary
Taufiq Ismael Al Pharepary Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulislah biar dunia tahu kita pernah hidup

Berkelana di alam liar membuat kalbu begitu tenang dan memahami betapa besar ciptaan sang kalik

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Salukang Kallang, Induk Sungai-sungai Bawah Tanah Lanskap Karst Maros

24 Desember 2018   21:21 Diperbarui: 25 Desember 2018   21:52 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayu sedikit takut dengan air. Ia garang saat menuruni gua, namun ia menyerah jika harus berhadapan dengan air. "Saya tidak bisa berenang," ujarnya bertahan tidak mau menerabas genangan air. Indra kemudian mendekatinya, membujuk dan menuntunnya. Akhirnya ia berani.

SELEPAS DARI genangan, perjuangan belum berakhir. Lorong gua makin menyempit, berbentuk seperti huruf "M". Sisi kanan terendam air, sementara sisi lain hanya tersisa sedikit celah. Hanya ada seperti jendela kecil dengan stalaktit yang cukup tajam di atas. Ukurannya yang bisa dilewati tak lebih dari dua jengkal tiap sisinya.

Kami harus merayap punggung melewatinya. Kaki lebih dulu, kemudian badan beringsut dengan waspada memerhatikan stalaktit di atap gua.

Setelah melewati pintu masuk, ruang gua sedikit lebar. Saya kemudian membalikkan badan, merayap lagi beberapa meter. Untuk keluar himpitan sisi gua itu ternyata pintu keluarnya lebih kecil lagi.

Beruntung tim ini memiliki badan yang terbilang langsing sehingga bisa melewatinya. Tak terbayang harus kembali lagi karena badan tak muat.

Keluar dari himpitan itu terdapat ruang yang cukup luas. Kali ini ornamennya menjuntai di mana-mana. Bagaikan display pada pameran seni, beberapa ornamen menyudut dengan bentuk yang menakjubkan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Alam membentuknya sedemikian rupa sehingga tak bisa ditiru. Di sisi lain air terus menetes dari ujung stalaktit. Kelak tetesan air itu akan memberi tambahan pada ornamen atau membentuk desain baru. Entah berapa lama. Ornamen-ornamen itu masih akan tumbuh selama air tetap menetes.

Aliran air dalam Gua Salukang Kallang membentuk sungai bawah tanah, yang mengalir menjadi pemasok air di luar gua. Tak banyak yang tahu bahwa air yang mengalir hingga ke rumah-rumah di Maros asal muasalnya dari gua ini.

Pasokan air Perusahaan Daerah Air Mimun Maros yang berada tepat di sisi kiri air terjun Bantimurung. Hulu aliran Sungai Bantimurung itu berasal dari Sistem Hidrologi Toakala.

Bahkan gua ini diyakini sebagai "induk sungai bawah tanah" yang tercakup dalam Sistem Hidrologi Toakala dan bermuara di air terjun Bantimurung. Tim Asosiasi Speleologi Pyrnene, Prancis, pada 1992 memetakan sistem hidrologi ini.

Sajian ornamen gua yang menghibur saat menelusuri Gua Salukang Kallang. Air yang mengalir membentuk sungai bawah tanah. Foto: Indra Pradana
Sajian ornamen gua yang menghibur saat menelusuri Gua Salukang Kallang. Air yang mengalir membentuk sungai bawah tanah. Foto: Indra Pradana
Salukkang Kallang memang gua terpanjang di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Bahkan sudah dinobatkan sebagai gua terpanjang di Indonesia, dengan panjang lebih dari 12 kilometer. Untuk menyusurinya terdapat empat mulut gua yang dapat diakses. Oleh tim penelusur gua asal Perancis kala itu menamainya secara berurut: K1, K2, K3, dan K4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun