Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggapan untuk Guru Besar

5 Agustus 2023   17:30 Diperbarui: 5 Agustus 2023   18:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jadi, haruskah membangun sekolah favorit? Yang harus dibangun adalah sekolah-sekolah lanjutan agar seimbang dengan tingkat kelulusan di bawahnya sekaligus dengan memperbaiki kualitas alias mutu guru.

Sebab sekolah favorit sesungguhnya justru sekolah swasta semacam Regina Pacis di Bogor atau Al Azhar dan Tarakanita di Jakarta. Jadi ketika membandingkan sekolah favorit di USA dan Inggris harusnya dengan sekolah favorit swasta tersebut. Bukan dengan sekolah favorit negeri. Agar lebih apple to apple.

Paradigma Pemerataan

Kita percaya dengan memulai perbaikan pendidikan di tingkat dasar dan menengah, maka out put yang dihasilkan tentunya merupakan hasil saringan yang terbaik. Cream of the cream dari anak didik yang ada kala meneruskan ke jenjang perguruan tinggi.

Ada baiknya kita membuka mata dan belajar dari artikel yang ditulis Duta Besar Finlandia, Pekka Kaihilahti, juga di harian Kompas dengan judul: Merdeka Belajar, Merdeka di Masa Depan       

Sang Dubes menjelaskan bagaimana Finlandia sebagai negara kecil telah meretas reformasi sistem pendidikan seabad silam dengan senantiasa terus beradaptasi dan berkembang. Lewat potensi yang dibangun atas dasar lima prinsip:

- Kesetaraan, di mana setiap anak mendapat kesempatan yang sama, tanpa memandang asal-usulnya;

- Memupuk kepercayaan, di mana guru-guru dipercaya oleh masyarakat untuk menjalankan tugas mereka dengan kebijaksanaan pendidikan;

- Kebahagiaan,  sebab siswa  yang bahagia akan menerima ilmu dengan penuh semangat;

- Peran guru-guru yang berdedikasi sebagai titik sentral dalam pendidikan.

Semestinya paradigma yang digunakan ketika mengkritisi sistem zonasi adalah dengan membangun semangat pemerataan dalam kesempatan mendapatkan pelayanan pendidikan. Bukan malah dengan membangun kembali dikotomi antara anak yang pandai (sekolah favorit) dan tidak pandai (non sekolah favorit).

Bogor, 5 Agustus 2023

          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun