Mohon tunggu...
Made Dike Julianitakasih I
Made Dike Julianitakasih I Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Made Dike Julianitakasih Ilyasa. Pegiat Komunitas Ruang Imajinasi Sastra IMM FAI UMY. Pernah Meraih Juara Penulisan Cerpen Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (PEKSIMINAS) Kemdikbud

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen "Sandal Mamak"

22 Juni 2023   11:07 Diperbarui: 22 Juni 2023   11:32 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar canva

"Anjir..." Umpatan Yosep pupus bersama embusan angin. Ia meregangkan sajadah yang tadi tersampir di pundaknya untuk menutupi leher dan seperempat punggung atas.

Yosep berjalan pelan, mengamati betul sandal-sandal yang disinyalir mirip dengan sandal Mamak. Sementara ini, ia masih bisa bernapas lega karena Mamak belum menanyakan perihal sandalnya.

Yosep memicingkan mata. Tampak siluet seseorang sedang menjemur seprai. Seluruh tubuhnya terhalang kain alas tempat tidur tersebut, menyisakan betis ke bawah yang masih terlihat.

Malam-malam begini nyuci? batin Yosep bertanya. Iseng, ia menyenteri kedua kaki itu. Sekonyong-konyong mata sipitnya membulat. Itu, 'kan, sandal Mamak!

Yosep mempercepat langkahnya. "Punten, teh."

Maula menongolkan kepalanya dari balik seprai. "Kah[13]? Eh, Pes...?"

"Mol...?"

Pesmol. Mendadak keduanya canggung. Sama sekali tidak bermaksud menyebutkan salah satu makanan khas nusantara tersebut. Meski sepantaran dan besar di satu kampung, Yosep tidak terlalu mengenal Maula. Demikian pula sebaliknya.

Alih-alih menagih, Yosep justru menanyakan hal yang sebenarnya retoris. "Sandal baru?"

Giliran Maula yang membatin. Kok, dia tahu...? "Oh, ini..." Maula termenung sebentar. "Aku pinjam."

Derap langkah tergesa terdengar lepas dari kejauhan. "Pes! Pepes! Gua lihat jurig[14], Pes!" teriak Asep. Ruhiyat menyusul kemudian.
Yosep memandang Asep dan Ruhiyat, lantas berbalik ke arah Maula. Menutupi rambut cepol gadis itu dengan sajadah. Bergegas namun hati-hati agar tidak tersentuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun