Sampai sana, tidak seperti biasa ia tidak mendapati Hilmi yang biasanya di ruang tamu bersama ibunya menonton TV, pak Haji juga tidak ada. Malam itu, dia hanya mendapati Dea di rumah seorang diri.
"Loh kamu Dea, kamu di rumah!, Kemana orang tuamu dan adikmu?"
"Iya sekolah pondok libur semesteran, kemarin aku pulang ngebis dijemput Abah di Terminal. Abah, Umi dan Hilmi keluar ada urusan sama teman bisnisnya. Ini aku disuruh jaga rumah."
"Oh. Ini pisang kipas buat Hilmi"
Dea tersenyum manis mendengar ucapanku
"Sebenarnya itu pesenanku!"
Magdeg
"Aku langsung pulang ya!"
"Ga masuk dulu, bentar lagi Abah dan umi juga datang!" Perintah Dea
"Mohon maaf tidak enak, apalagi kita berdua berati yang ketiga adalah setan dunk" Jawabku. "Sebenarnya hati ini bahagia sekali bertemu denganmu, melihat kedua matamu, melihat senyum indahmu. Kau adalah ciptaan Allah yang sempurna, yang ingin kumiliki" Katanya dalam hati.
Walaupun dilarang oleh ibunya, cinta Radit ke Dea tidak hilang secara mudah. Namun setiap ketemu Dea cinta kepadanya tambah memuncak sempurna.Â