Mereka mengungsi di ruang tamu, duduk dan bermusyawarah sambil menunggu air reda. Namun ketika pak Alif dan istrinya di dapur, banjir susulan dari belakang rumah melonjak deras dan membuat panik seisi rumah.
Karena hanya sekejab air sudah sampai di bawah lutut, barang-barang berharga diamankan. Lemari es dipindah ke tempat ibadah, galon elpiji dicabut dan dipindahkan ke tempat yang aman.
"Bau apa ini?" tanya tante Mar yang ikut membantu mengamankan barang-barang penting. Namun seketika bau diketahui oleh Nenek, karbit yang berada dilemari kaca menguap terkena air.Â
Satu persatu berhasil di amankan, namun ada yang tertinggal asapnya memenuhi lemari kaca dan akhirnya meledak. Kaca etalase porak poranda, hancur lebur, terlempar semburat mengenai kaki nenek, kakinya tente Mar dan kakinya om Rafy.
Dengan genangan air yang masih memporak poranda, tidak dihiraukan lagi dan yang terpenting adalah keselamatan para korban.Â
Para tetangga berhamburan mendekati rumah, dan bertanya-tanya dikira gas elpiji yang meledak. Dari berkerumunya para tetangga, ada yang menolong korban. Digendong ke rumah sakit terdekat, dan langsung mendapat tindakan.
Dari pagi sampai sore satu rumah mengungsi di rumah konter, yang bangunan lantainya lebih tinggi dari ketinggian banjir. Air masuk keluar dengan sendirinya dengan lincah, namun kami tak menghiraukannya.
Pukul 10.00 WIB baru Pak Alif menyuruh Om Sultan untuk beli sarapan, akhirnya kami semua bisa bersama-sama sarapan yang tadinya tidak dirasa. Setelah sarapan kami istrirahat sampai banjir reda.
Pukul 15:00 WIB, banjir sudah surut. Pak Alif dan Istrinya, kaik, om Rafy kembali membersihkan barang-barang, lantai yang terkena banjir. Mengelap dinding-dinding yang terkena banjir. " Tetap Bahagia ya Om, mari bersama-sama juga  berniat untuk bersih-bersih menyambut datangnya bulan suci Ramadhan." kata Pak Alif memberi semangat semua.
Pak Alif berkata seperti itu karena mengingat sabda Nabi, "Man Fariha Biduhuli Ramdhan, Harromallahu Jasadahu Alanniran". Artinya, "Barang siapa bahagia akan datangnya bulan suci Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya memasuki neraka".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H