Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Christoffel

23 April 2020   00:19 Diperbarui: 23 April 2020   00:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marius memerintahkan Christoffel untuk menutup surat kabar miliknya. Meskipun Marius tahu bahwa Christoffel adalah orang Belanda sama seperti dirinya, ia tidak peduli. Selama ada orang menghalangi jalan pemerintahan VOC, orang itu harus dimusnahkan.

Christoffel tetap keras kepala. Ia menolak perintah Marius. Ia menganggap hal itu mustahil. Bagaimana mungkin ia menutup surat kabar beromset besar miliknya. Surat kabar yang membuatnya makin kaya.

Hingga akhirnya terjadilah adu mulut diantara mereka malam itu. Namun adu mulut itu tidak berlangsung lama, salah seorang bawahan Marius berbisik.

"Tuan, aku punya ide?"

"Apa? Katakan."

Dua orang bawahan Marius Jacobus menyeret tubuh Christoffel menuju meja kerjanya. Salah seorang dari mereka memegangi tubuh Christoffel. Sedangkan yang lain menarik tangan kanan Christoffel dan memasukkan jari telunjuknya kedalam lubang dibagian bawah salah satu tuts mesin ketik milik Christoffel.

Christoffel mengerang hebat. Namun erangan itu tertahan oleh tangan yang menutup mulutnya. Matanya melotot menahan sakit saat ia sadar bahwa jari telunjuknya telah putus. Darah segar menetes di lantai. Marius tersenyum puas.

"Cukup, ayo kita pergi."

"Tunggu dulu Tuan. Ada sesuatu yang harus kita amankan."

Beberapa menit kemudian tiga orang tamu tak diundang itu pergi meninggalkan Christoffel yang tergeletak di lantai. Ia pingsan.

Hari berganti hari, luka Christoffel makin parah dan membusuk. Obat-obatan tidak mampu menyembuhkan lukanya. Obat-obatan terbaik hanya ada di Batavia. Akan sangat beresiko bagi Christoffel jika ia memaksa pergi ke Batavia dalam situasi perang seperti sekarang. Akhirnya ia meninggal dengan luka infeksi di jari kanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun