***
Kedatangan rombongan Teana disambut hangat oleh prajurit Petra di gerbang kota. Mereka mendapatkan pengawalan khusus dari prajurit Petra menuju Kuil Agung. Kuil itu disebut juga Kuil Ad Deir. Tempat dimana Patung Dewa Dhushara dipuja oleh Bangsa Nabataea yang berada di Kota Petra. Selama ratusan tahun, kuil itu dijaga turun temurun oleh pendeta yang dipilih pihak Kerajaan Nabataea di Kota Hegra.
Saat mendengar kabar bahwa prajurit Kerajaan Nabataea mengawal Teana menuju Kuil Ad Deir, para pendeta telah menyiapkan segalanya sebaik mungkin. Termasuk ritual penyambutan Patung Dewa Dhushara.
Pendeta Samad secara khusus menyambut kedatangan Teana dan Galata. Mereka bertiga masuk kedalam ruangan di belakang altar. Sebuah ruang bagi para pendeta kuil untuk bermeditasi.
"Akhirnya setelah sekian lama kau kembali lagi Tuan."ucap Pendeta Samad.
"Iya Pendeta. Aku telah memenuhi ucapanku. Aku berhasil merebut kembali patung itu." ucap Teana sambil meletakkan sebuah bungkusan kain putih berisi Patung Dewa Dhushara. "Ini, terimalah pendeta. Jaga baik-baik."
Pendeta Samad membuka bungkusan kain itu. Lalu ia mengamati baik-baik batu persegi yang ada di tangannya.
"Ada yang hilang." ucapnya singkat.
"Maksud Pendeta?"
"Ada yang hilang dari patung ini."
"Apa itu Pendeta?"