Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Kematian Simkath (Part 39)

27 Juni 2019   10:57 Diperbarui: 27 Juni 2019   11:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ma... Maaf anak muda, aku sedang terburu-buru."jawab kakek tua itu.

       Dibelakang Galata, Teana memperhatikan gerak-gerik mencurigakan dari kakek itu. Ia merasakan sesuatu yang aneh. Namun ia tidak mengerti apa itu. Setelah beberapa langkah memasuki altar kuil, Teana mengingat sesuatu.

"Bungkusan itu.... Galata, ayo kita kejar kakek tua tadi. Ia telah mencuri Patung Dewa Dhushara milik kita."

"Maksudmu apa Teana?"

"Sudahlah, cepat kita kejar kakek itu." balas Teana sambil berlari keluar kuil.

       Diluar kuil, Teana hanya mendapati para pendeta sedang menyalakan obor. Tidak nampak seorang kakek tua disana. Setelah mendapatkan informasi dari salah seorang pendeta, akhirnya Teana berhasil mendapatkan jejak kakek tua itu.

"Berhenti!" teriak Teana dengan lantang.

       Kakek tua itu membalikkan badannya. Didepan Teana dan Galata, ia mengubah wujudnya. Kini Teana dan Galata berhadapan dengan Simkath dalam wujud aslinya.

"Teana, akhirnya kita bertemu juga." ucap Simkath pelan.

"Siapa kau sebenarnya. Apa yang kau inginkan dari patung itu!"

"Sudah ratusan tahun aku menunggu saat ini tiba. Akhirnya aku berhasil mendapatkan patung ini. Dengan patung ini, kekuatan sihirku akan sempurna. Aku akan menjadi manusia yang abadi. Sebentar lagi Kota Petra akan jatuh ke tanganku. Dan bahkan seluruh keturunan Bangsa Nabataea akan bersujud menyembahku."ucap Simkath penuh keangkuhan. Lalu ia meletakkan patung itu didekat kakinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun