"Tentu Tuan, hamba masih ingat betul dimana peramal itu tinggal. Tuan ingin menemuinya?" tanya Almeera sambil membungkus kembali patung Dewa Dhushara.
"Benar, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadanya. Apa kau bisa menemaniku besok pagi?"
"Tentu saja Tuan, hamba akan menemani Tuan kesana."
"Terimakasih Almeera." jawab Teana singkat. Lalu mereka berdua berpelukan.
"Baiklah Tuan, hamba pamit dulu. Hari sudah malam. Tuan perlu istirahat. Patung ini hamba letakkan disini saja. Lebih aman jika bersama Tuan."
"Baiklah Almeera. Terimakasih. Kau juga cepatlah istirahat. Besok kita akan berangkat pagi -- pagi sekali."
"Selamat malam Tuan."
"Selamat malam Almeera."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H